Religi  

Mengkhawatirkan! Tinggal di Gubuk & tidak pernah Tersentuh Bansos Selama Setahun

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Mengkhawatirkan sekali, mungkin itulah ungkapan kalimat yang sesuai yang tengah dialami dua orang wanita ini, sang ibu, Maryam (70), dan sang anak bernama Mayah (50).

Bagaimana tidak, ibu dan anak ini tinggal di sebuah gubuk yang hanya berukuran 2×2 meter di Jalan Kelayan B, RT 19, Kelurahan Kelayan Timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Bahkan, untuk melindungi mereka dari cuaca panas dan dingin, gubuk hanya berdindingkan karung dan seng-seng bekas.

Saat dikunjungi koranbanjar.net di rumahnya, Senin (2/7), Mayah menuturkan, sudah hampir satu tahun ini kehidupan mereka yang sangat mengkhawatirkan itu sama sekali tidak pernah tersentuh oleh bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah terkait.

“Waktu tahun 2017 kami masih dapat bantuan sembako berupa beras miskin (Raskin), tetapi sejak tahun 2018 ini, tanpa sebab yang jelas kami tidak pernah mendapatkan bantuan lagi baik berupa beras maupun barang sembako lainnya,” tuturnya setelah datang dari menjual kangkung di pasar yang didapat dari hasil mencari di daerah persawahan milik warga sekitar.

Menurut wanita yang mengaku sudah 15 tahun tinggal Jalan Kelayan B ini, setiap bantuan sosial yang datang ke kampung mereka, keluarga Mayah selalu dilewatkan. Ironisnya, diceritakan Mayah, justru warga yang memiliki penghidupan lebih baik dari keluarga Mayah yang mendapatkan bantuan sosial.

Mayah mengatakan, ia pernah mempertanyakan tentang haknya terhadap bansos kepada Ketua RT setempat, namun jawaban yang ia terima dari Ketua RT ditempatnya menyebutkan, sudah dari pusatnya langsung seperti itu.

Mendengar jawaban dari Ketua RT seperti itu, Mayah mengatakan, ia hanya bisa pasrah sambil tetap menjalani pekerjaanya sebagai penjual kangkung.

Melihat kondisi memprihatinkan yang dialami Mayah bersama ibunya tersebut, diceritakan Mayah, tidak jarang ada tetangga sekitar yang merasa kasihan dan terkadang memberikan makanan serta barang lainnya untuk Mayah dan ibunya.

“Padahal, kami tidak pernah mau minta-minta apalagi mengemis, cukup saya berjualan kangkung saja, Alhamdulillah bisa melanjutkan hidup bersama ibu,” ujar janda beranak satu ini.

Dengan kondisi tersebut, Mayah sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, khususnya dari pihak Dinas Sosial. “Tidak ada bantuan bedah rumah, paling tidak sembako dan kesehatan bisa kami dapatkan,” harapnya seraya mengisahkan bahwa putra semata wayangnya telah meninggal di usia 12 tahun. (leo/dny)