Tak Berkategori  

Mengintip Pembuatan Kue Apam di Barabai

MDR, Barabai

DI TENGAH maraknya makanan cepat saji di jaman modern ini, kue apam masih menjadi primadona bagi warga Kalsel, khususnya warga Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Ya, kue apam. Kue warisan turun-temurun warga Barabai yang terbuat dari adonan tepung beras, santan, gula merah atau gula putih, ragi dan beberapa bahan lainnya ini sanggup bertahan di tengah persaingan pasar modern seperti saat ini.

Padahal, pembuatan kue yang menjadi salah satu ikon Kota Barabai ini bisa dikatakan tidak mudah.

Saat koranbanjar.net berkunjung ke tempat salah satu pembuat kue apam, Rabu (26/12/2018), Asiah, warga Kelurahan Barabai Utara, menceritakan, setiap harinya, ia mulai mengukus kue apam dari sekitar pukul 20.00 wita malam hingga dini hari.

“Tapi sebelumnya, adonan harus didiamakan dulu selama tiga sampai empat jam. Setelah adonan mengembang, baru adonan bisa dimasak dengan cara dikukus cara dikukus menggunakan loyang di atas api berbahan kayu bakar,” ujar Asiah kepada koranbanjar.net.

Dalam satu loyang, Asiah bisa menghasilkan 60 biji apam.

“Lama pengukusan selama 10 smpai 15 menit saja,” sambungnya sambil mengaduk adonan.

Asiah yang mengaku sudah menjadi pembuat kue apam selama 20 tahun ini menceritakan, setiap harinya, ia membuat apam dari adonan 10 liter beras. Dari adonan tersebut, Asiah bisa menghasilkan hampir 1.500 biji kue apam.

Setelah semua kue apam matang, Asiah mengemasnya dengan daun pisang. Satu kemasan berisi sepuluh lapis kue apam dan dijual ke para pengecer seharga Rp 8 ribu per kemasannya.

“Itu harga yang saya tawarkan ke para pengecer. Kemudian para pengecer menjualnya dengan harga Rp 9 ribu per bungkus.

Dalam pembuatan kue apam setiap harinya, Asiah mengeluarkan modal uang Rp 500 ribu per hari. Dengan modal tersebut, dirinya mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.

Semuanya harus saya selesaikan hingga dini hari, karena paginya sudah harus dijual ke pengecer. Bahkan biasanya ada beberapa pembeli yang mengetuk rumah saya jam 03.00 subuh untuk membeli kue apam saya,” certia Asiah. (mdr/dny)