Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Hulu Sungai Tengah

Mengintip Pembuatan Batubata di Kabupaten HST, Saat Pembakaran Pengrajin Tak Bisa Tidur Nyenyak

Avatar
756
×

Mengintip Pembuatan Batubata di Kabupaten HST, Saat Pembakaran Pengrajin Tak Bisa Tidur Nyenyak

Sebarkan artikel ini
Kerajinan batubara di Kabupaten HST.
Kerajinan batubara di Kabupaten HST.

Proses pengeringan batubata dengan cara pembakaran masih dilakukan warga desa Banua Kupang, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dengan menggunakan api yang sangat besar, batubata tersusun rapi membentuk sebuah kastil yang di bawahnya terdapat lorong untuk membuat kayu-kayu sebagai bahan utama pembakaran.

BARABAI, koranbanjar.net – Pembuatan batubata di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, khususnya di Desa Banua Kupang Kecamatan Labuan Amas Utara terbilang masih sangat modern, mulai dari pembuatan hingga pengeringan. Pengeringan batubata dengan cara dibkar menggunakan api yang sangat besar.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Koranbanjar.net berkesempatan untuk melihat secara langsung proses pembakaran salah satu bahan material bangunan ini, Selasa (25/1/2022) malam.

Salah satu pengrajin batubata di wilayah setempat, Bonang mengungkapkan, batubata yang sudah tersusun sebanyak 20.000 biji tersebut disusun tinggi menjulang seperti bangunan kastil itu dibuatkan lorong untuk membuat kayu bakar sebagai bahan utama pembakaran batubata.

“Kayu yang digunakan pun adalah kayu yang berukuran besar, hal ini dilakukan karena pada proses pembakaran tersebut batubata harus selalu terkena api maupun panasnya api, supaya tidak cepat padam,” ungkap Bonang.

Dia juga menambahkan proses pembakaran tersebut memakan waktu hampir 2×24 jam tergantung kondisi api pada saat pembakaran berlangsung.

Untuk mengetahui bata itu sudah matang (sudah layak pakai) dilihat dari warna batubata tersebut berubah warna menjadi merah.

Mengapa batu bata tersebut harus sampai matang, Bonang menjelaskan, batubata nanti kalau diangkat betul-betul kuat dan tidak mudah pecah.

Pada proses pembakaran sudah bisa dipastikan, si pengrajin tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena sekitar 30 menit kayu bakar selalu habis dan pengrajin harus memasukkan kayu yang baru lagi agar api tidak padam, hal itu dilakukan selama 2 hari.

Jumlah kayu yang digunakan tidak menentu, tergantung besar kecilnya kayu yang digunakan untuk pembakaran.

Kayu-kayu pembakaran tersebut didapat dengan cara dibeli dan dibawa menggunakan truk, satu truk cukup untuk 1 hingga 2 kali pembakaran.

Harga satu biji batubata yang sudah matang tersebut dibandrol dengan harga Rp450 per biji.(mj-41/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh