Religi  

Melihat ‘Mata Pilot’ Menggerakkan Ratusan Pesawat di Bandara Syamsudin Noor

RENDY, Banjarbaru

JANGAN dikira bahwa banyaknya pesawat dengan berbagai macam jadwal yang berbeda-beda pada setiap harinya di sebuah bandara dapat teratur datang dan pergi hanya dikendalikan oleh seorang pilot dan kopilotnya saja, karena sebenarnya, dari luar pesawat yang hilir mudik itu, ada sejumlah orang yang sangat berperan besar dalam mengontrol dan mengawasi aktivitas penerbangan seluruh pesawat pada suatu bandara setiap harinya.

Selain itu, pada umumnya, mereka juga harus saling melakukan koordinasi setiap hari serta bertanggung jawab terhadap keamanan para penumpang pesawat dan pengguna bandara lainnya, yang semua itu mereka lakukan tanpa boleh ada kesalahan sedikit pun.

Sejumlah orang ini masing-masing berasal dari empat perusahaan yang beroperasi di setiap bandara, khususnya bandara di Indonesia. Keempat perusahaan tersebut adalah AirNav, Angkasa Pura, Maskapai (Airlines), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Untuk mengetahui secara detail mengenai apa saja yang mereka kerjakan dalam mengontrol penerbangan pesawat, maka koranbanjar.net menemui seorang Manager Operasi Airnav Banjarmasin, Rusly, di Kantor AirNav, Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Selasa (6/11).

Dalam pertemuan itu, Rusly menjelaskan, AirNav merupakan pihak penanggung jawab pada lalu lintas udara di seluruh Indonesia, yang bertugas memandu penerbangan pesawat dan mengatur lalu lintas penerbangan.

Pengontrolan lalu lintas penerbangan untuk ratusan pesawat di langit Kalsel ini, semuanya dikerjakan di dalam sebuah ruangan khusus yang bernama Air Traffic Control (ATC), yang hanya boleh dimasuki oleh tiga orang petugas AirNav, yang disebut Air Traffic Controller, secara bergantian.

Meski demikian, di hari itu, wartawan koranbanajr.net berhasil mendapat izin dari Manager Operasi Airnav, untuk masuk ke ruang steril ATC.

Dari pantauan langsung, di ruang ATC ini terdapat dua radar sedang aktif dari dua unit monitor yang di tempatkan tepat di depan tiga orang Air Traffic Controller, yang pada saat itu sedang terlihat fokus melihat data-data dari beberapa monitor yang berada di atas kepala mereka. Selain itu, di dalam ruangan tersebut juga terdapat beberapa telepon dan alat komunikasi lainnya.

Setiap harinya, pesawat baik yang parkir, take off maupun pesawat landing, diawasi dan diatur oleh Air Traffic Controller dari ruangan ATC. Dalam memandu penerbangan pesawat, Air Traffic Controller juga selalu memberikan berbagai informasi yang diperlukan pilot dalam penerbangannya, seperti menginformasikan kondisi cuaca, ketinggian jalur terbang yang sudah ditentukan, dan hal-hal penting lainnya.

“Mereka –Air Traffic Controller– harus stand by dan tidak boleh salah, karena resiko yang ditimbulkan dari kesalahan mereka bisa membahayakan keselamatan orang banyak, misalnya seperti tabrakan pesawat,” kata Rusly kepada koranbanjar.net.

Dalam tugasnya, para Air Traffic Controller yang ibarat mata pilot ketika di udara ini, didukung dengan data-data rencana penerbangan, seperti tujuan, waktu, ketinggian terbang dan lainnya, yang diberikan oleh setiap pilot dari masing-masing maskapai penerbangan, satu hari sebelum melakukan penerbangan. Dengan data-data tersebut, Air Traffic Controller dapat mengatur level ketinggian terbang pesawat ataupun mengatur slot landing di runway agar pesawat tidak berebut masuk ke runaway.

Namun, meski didukung dengan kelengkapan berbagai data yang valid serta alat-alat canggih, Rusly menceritakan, bukan berarti para Air Traffic Controller bisa bekerja tanpa kendala. Perubahan cuaca akibat kondisi langit dan udara yang tak menentu adalah kendala yang sering dialami para Air Traffic Controller dalam bertugas.

“Misalnya, ada perubahan cuaca yang menimbulkan awan mendung dengan tiba-tiba pada jalur lintas terbang yang sudah ditentukan sebelumnya, maka kami harus segera melaporkannya kepada pilot dan kemudian memberikan arahan baik untuk rute penerbangan di jalur baru maupun arahan menaikkan atau menurunkan ketinggian terbang pesawat,” jelas Rusly.

Tentunya, Rusly menambahkan, hal tersebut tidak luput dari update informasi cuaca, kecepatan angin, kelembaban dan lainnya yang diberikan oleh pihak BMKG kepada pihak Airnav, yang lalu kemudian diteruskan ke Air Traffic Controller kepada pilot pesawat. (ren/dny)