BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Mediasi antara Pelindo III dengan warga Kelurahan Basirih Selatan, Banjarmasin, yang digelar Rabu (6/3) kemaren, gagal menemukan kesepakatan karena tuntutan yang diajukan belum bisa dipenuhi.
Menurut General Manager PT Pelindo III, Jasri, pihaknya kesulitan merealisasikan lima tuntutan yang diajukan warga Mantuil Permai dan Basirih.
“Salah satunya adalah pemberian bantuan berupa dana rutin untuk fasilitas umum, seperti mesjid dan mushola,” ujarnya di Banjarmasin, Kamis (7/3).
PT Pelindo III kesulitan merealisasikan bantuan dana mesjid dan musholla, karena dasar pertanggung jawabannya sulit serta mekanismenya tidak sampai pada hal tersebut.
Karena itulah, katanya, PT Pelindo III belum bisa memberikan keputusan serta meminta diberikan waktu untuk merundingkan kembali dengan pihak pengusaha pengguna jasa pelabuhan.
“Kami akan merundingkan kembali masalah ini dengan para pengusaha Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) dan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang beroperasi di Pelabuhan Pelindo,” katanya.
Manajer Operasional dan Komersial PT Pelindo III, Ahmad Fajar, mengatakan, pihaknya dalam hal ini menawarkan bantuan dalam bentuk lain.
“Misalnya seperti pengecatan rumah, pelestarian lingkungan dan mengadakan Bank Sampah yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan,” katanya.
Diluar program CSR, ujarnya, dikhawatirkan pengelolaannya tidak sesuai harapan sehingga tidak tepat sasaran.
“Dengan adanya kegiatan di Pelabuhan Basirih, tingkat perekonomian masyarakat sekitar akan meningkat. Kami ingin Basirih berkembang, maju dan sejahtera,” ujarnya.
Mediasi antara PT Pelindo III dengan perwakilan warga Mantuil Permai dan Basirih dilaksanakan di ruang rapat Barito PT Pelindo III, Banjarmasin.
Sebelumnya, warga Kelurahan Basirih Selatan mengeluhkan kondisi ruas jalan diwilayah mereka yang rusak dan berdebu, akibat aktivitas angkutan armada dump truk pengangkut material.
Armada dump truk tersebut diduga mengangkut melebihi tonase sehingga material yang dibawa seperti pasir dan batu split, sering jatuh berserakan dijalanan.
Atas kondisi tersebut, warga Mantuil dan Basirih sepakat mengeluarkan tuntutan kepada perusahaan armada dump truk yang berisi lima poin.
Antara lain, warga menuntut dilakukan perbaikan jalan yang rusak serta bak dump truk harus ditutup dengan terpal untuk meminimalisir debu dan material yang terjatuh. (al/ndi)