Tak Berkategori  

Masyarakat Ini Malah Senang Kemarau Tiba, Ternyata Begini

JIKA kebanyakan masyarakat ditimpa kesulitan air bersih akibat kemarau, hal itu berbanding terbalik di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Malah, masyarakat diuntungkan. Kok bisa?

Muhammad Hidayat, Kandangan

BERBAGAI wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel), saat musim kemarau terdampak kekeringan. Seperti di Banjarbaru masyarakat kesulitan air bersih, akibat sumur yang digunakan mengambil air mengering. Sumur sedalam 5 metera pun hanya bisa digunakan satu kali sedot sehari.

Di HSS sampai sekarang belum terdengar adanya masyarakat kesulitan air akibat kekeringan, sebab sungai Amandit tidak sepenuhnya kering, masyarakat yang jauh dari sungai Amandit sejak dahulu kebanyakan menggunakan sumur bor, bahkan sumur gali yang dalamnya 3 meter-an pun tidak mengering.

Malah musim kemarau dimanfaatkan masyarakat menambah penghasilan, mulai dari mencari ikan, berkebun, hingga memanfaatkan ladang pertanian menjadi arena bermain layangan yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.

Salah satunya di Desa Lungau Kecamatan Kandangan, dengan surutnya sungai Amandit bisa dimanfaatkan masyarakat menangkap ikan dengan turun langsung ke sungai, caranya di dalam sungai dipasang jaring persegi seukuran 4×6 atau 4×8 meter.

Ikan yang terperangkap di dalamnya, akan ditangkap dengan menyelam setengah badan tangan kosong. Cara menangkap ikan itu disebut bakacal atau maraba iwak.

Kaur Umum Desa Lungau Fahri mengaku senang di wilayahnya tidak terdampak kekeringan berarti tiap musim kemarau. Selain itu, warga banyak mencari ikan di sungai karena hasilnya lebih banyak ketimbang musim hujan.

Ramai mencari ikan di sungai ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat sejak dahulu tiap debit sungai mulai surut. Diungkapkannya, saat kemarau kedalaman air sekitar selutut hingga pinggang orang dewasa.

Bahkan , pada Jumat (6/9/2019) lalu, masyarakat desanya bergotong royong maraba iwak, yang kemudian ikan hasil tangkapannya dijual. Hasil penjualannya digunakan untuk keperluan pembangunan langgar bernama langgar Darul A’wan.

Selain itu, aktifitas mencari ikan saat sungai surut juga dilakukan saat malam hari dengan cara menombak. Menombak ikan dengan menyelam bahkan seluruh badan dengan peralatan kacamata selam.

Fahri mengatakan, semua aktifitas masyarakat pencari ikan itu mayoritas bukan pekerjaan utama, hanya sampingan untuk menambah penghasilan.

Musim kemarau juga dimanfaatkan warga Daha untuk berkebun berbagai jenis tanaman, salah satunya berkebun semangka. Sejak Akhir Juni biasanya masyarakat mulai membuka lahan dan menanam semangka.

“Jika menanam Agustus  maka untung-untungan jika musim kemarau berakhir bisa tenggelam kebun,” ujar Gusriadi Kepala Desa Muning Baru.

Di ladang pertanian, lahan yang kering dan tidak ditanami dimanfaatkan masyarakat dari anak-anak hingga dewasa bermain adu layangan maupun layangan hias dan layangan dandang.

“Musim kemarau ini lah kesempatan anak muda kebanyakannya bermain layang-layang di pahumaan (sawah, red), sebab di pahumaan bermain layang-layang tidak akan khawatir benang tersangkut pepohonan,” ujar Rizal warga Kandangan. (*)