Mappanretasi (Pesta Laut) Akan Digelar Usai Lebaran, Fawahisah; Ini Petunjuk para Tetuha

Perayaan Mappanretasi (Pesta Laut) di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalsel diklaim bakal diselenggarakan usai lebaran Idul Fitri 1442 hijriah. Pernyataan itu, disampaikan Ketua Lembaga Ade Ogi (Adat Bugis), Fawahisah Mahabatan.

TANAH BUMBU, koranbanjar.net- “Insya Allah akan dilaksanakan setelah lebaran. Karena ini atas dasar petunjuk para tertuha, dan para tokoh masyarakat Pagatan.” Demikian diutrakan saat ditemui koranbanjar.net, Minggu (2/4/2021).

Pelaksanaan festival adat suku Bugis yang dilaksanakan setiap bulan April di Pagatan ini, nantinya dikoordinasikan terlebih dulu dengan pemerintah daerah, serta tokoh lainnya, seperti Kepala Desa yang ada di pesisir pantai Pagatan.

Di antaranya, yakni meminta petunjuk kepada Bupati Tanah Bumbu, dr. HM Zairullah Azhar, dan arahan para tokoh nelayan, dan pendiri Lembaga Ade Ogi, Kepala Suku H. Hamsuri, SH, serta keluarga besar beberapa tokoh Bugis Pagatan, seperti H. Abdul Rauf dan lainnya.

“Hasil diskusi dan rembuk para tokoh kemarin ya rencananya habis lebaran akan kita laksanakan, dan sandro (dukun) nya akan dikembalikan ke pada sandro yang dulu, yakni Pua Dekar,” jelas pria saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Tanah Bumbu ini.

Menurut pria akrab disapa Fawa ini, pesta laut, sangatlah penting dilaksanakan. Hal itu dikarenakan, kegiatannya merupakan budaya masyarakat setempat yang diturunkan secara turun-temurun.

Pintu Gerbang Pantai Pagatan, tempat dilaksanakannya Pesta Laut. (fotoL ist)
Pintu Gerbang Pantai Pagatan, tempat dilaksanakannya Pesta Laut. (fotoL ist)

“Harus kita laksanakan, sudah dua tahun tidak dilaksanakan maka dianggap perlu dilaksanakan,” ujarnya.

Namun, kata dia, berkaitan masih belum menurunnya kasus Pandemi covid-19, maka acaranya dinilai dapat dilaksanakan secara mikro (Kecil), dengan adat istiadat dan budaya setempat.

Ia menekankan, pada pelaksanaan acara itu nantiya, pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 yang ketat.

“Mudah-mudahan setelah lebaran ini ya Corona ini sudah mereda begitu,” tuturnya.

Dikatakan, Mappanretasi namanya dulu berasal dari sebuah kampung di Pejala yang berada di Pagatan, dan saat ini di desa Gusungge.

“Nah dulu di awal-awal Mappanretasi kita tidak dapat bantuan, hanya urunan keluarga dan para nelayan, kemudian berjalan, dan juga kehebatannya pak kepala suku kami yang dulu itu adalah beliau juga bersama dengan masyarakat, para kampung pejala namanya. Nah berubah itu tokoh-tokoh dirembuk kan nah maka terjadilah itu,” tandasnya.(ags/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *