Mahasiswa Uniska Temukan Banyak Warga Surya Kanta Mengidap Penyakit

Warga Desa Surta Kanta, Kecamatan Wanaraya, Kabupaten Barito Kuala (Batola), saat ini banyak mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi dan penyakit asam urat. Fakta tersebut diungkap sekelompok mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Arsyad Al Banjari Banjarmasin saat Praktik Belajar Lapangan (PBL) di desa tersebut.

BATOLA, Koranbanjar.net – Ketua kelompok mahasiswa PBL Desa Surya Kanta, Setiawan Muhammad mengatakan, dari survei yang mereka lakukan pada 100 kepala keluarga, ditemukan sekitar 60 persen warga mengalami hipertensi, dan 35 persen warga mengidap asam urat.

Dia menjelaskan, survei kesehatan itu mereka lakukan secara random atau acak pada beberapa warga dari rukun tetangga (RT) masing-masing. “Di Surya Kanta itu ada 12 RT. Jadi setiap RT kami ambil antara 10 sampai 15 kepala keluarga untuk diperiksa kesehatannya,” katanya saat ditemui Koranbanjar.net di Desa Surya Kanta, kemarin.

Permasalahan tersebut kemudian mereka tindak lanjuti dengan melakukan berbagai pendekatan kepada warga. Tujuannya agar bisa memberi pemahaman tentang bahaya hipertensi serta cara pencegahannya.

Para mahasiswa juga berupaya membangun kesadaran warga, khususnya yang berusia lanjut, agar rutin mengikuti posyandu lanjut usia di desa tersebut.

“Karena kami mahasiswa dari program studi Kesehatan Masyarakat jadi tugasnya mengenai itu. Kalau sampai ke hal obat-obatan itu lebih ke tugas dokter,” jelas pria yang akrab disapa Awan itu.

Selain menemukan banyak warga mengalami hipertensi dan asam urat, kelompok yang terdiri dari 7 mahasiswi dan 3 mahasiswa itu juga turut membantu memecahkan masalah lingkungan yang tengah dialami warga, yakni kesulitan mendapat air bersih.

Mahasiswa PBL berfoto bersama Kepala Desa Surya Kanta Muhammad Suhair (tengah) dan para aparat desa setempat. (Foto: Setiawan Muhammad)

“Para warga mendapat air dari sumur bor. Tapi air sumurnya kurang memenuhi standar kelayakan air bersih. Airnya saja keruh,” ujar mahasiswa semester 7 itu.

Salah satu mahasiswa PBL lainnya, Sofia Hamdi, merasa senang dan sangat menikmati masa PBL mereka, meski kondisi jalan menuju Surya Kanta tak sepenuhnya beraspal.

Menurut dara cantik lulusan SMAN 1 Martapura itu, berbagai hal yang ia lalui selama PBL merupakan pengalaman dan ilmu berharga.

“Meski Surya Kanta ini terpencil dan jauh dari Banjarmasin, tapi yang namanya tugas kuliah ya harus dinikmati,” ucapnya.

Kepala Desa Surya Kanta Muhammad Suhair, mengaku menyambut baik adanya mahasiswa PBL di desanya.

“Keberadaan mahasiswa ini sangat membantu masyarakat dalam hal kesehatan. Hal yang paling terasa manfaatnya dari mereka ialah kegiatan tensi darah. Hasilnya banyak ditemukan warga mengalami tekanan darah tinggi,” katanya.

PBL mahasiswa Uniska tersebut dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama dilaksanakan awal tahun lalu, sebelum pandemi virus corona merebak di Kalimantan Selatan. Sedangkan tahap terakhir dilaksanakan selama satu hari pada Senin, 27 Juli 2020 kemarin. PBL merupakan salah satu tugas wajib bagi mahasiwa program studi S1 di FKM Uniska Banjarmasin.

PBL mahasiswa di Surya Kanta itu didampingi dua dosen pembimbing, Eddy Rahman dan Mahmudah. Selain di desa tersebut, PBL FKM Uniska tahun ini juga dilaksanakan di sejumlah desa lainnya di Wanaraya.

Berdasarkan laporan yang dirangkum mahasiswa PBL, Surya Kanta merupakan sebuah desa di Kecamatan Wanaraya yang wilayah sebelah Selatan dan Baratnya berbatasan dengan Kapuas, Kalteng. Wilayah Surya Kanta memiliki luas 1.219,00 hektar, dengan jumlah penduduk 1.311 jiwa dari 443 kepala keluarga.

Dari Banjarmasin atau Marabahan, menuju desa yang mayoritasnya dihuni penduduk asal Jawa itu memakan waktu antara satu setengah atau dua jam menggunakan motor maupun mobil. (dny)