Mahasiswa Tuntut KPU Santuni KPPS yang Meninggal Dunia

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan gelar Aksi Damai Pasca Pemilu, di halaman kantor KPU Provinsi Kalsel, di Banjarmasin, Kamis (9/4/2019) sore.

Puluhan mahasiswa itu berdemonstrasi menuntut keadilan bagi petugas pemilu yang meninggal usai pesta demokrasi 17 April lalu.

Menurut Muhammad Ghulam Reza, koordinator lapangan aksi damai, mengatakan, unjuk rasa dilakukan agar KPU memberikan penghargaan atau santunan kepada pihak (keluarga) korban meninggal.

Data pada Sabtu lalu yang diumumkan KPU RI, ada 554 orang petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia. Jumlah tersebut terdiri atas anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panwaslu, dan Polri.

KPU mencatat anggota KPPS yang meninggal berjumlah 440 orang. Sementara Bawaslu mencatat ada 92 orang panitia pengawas pemilu yang meninggal dan Polri mencatat ada 22 anggotanya yang tewas.

Reza mengungkapkan, selain 500 lebih korban pasca pemilu serentak, menurutnya dinamika perpolitikan pun semakin memanas.

Oleh karenanya, mahasiswa sebagai agen of change dan agen of social control harus ikut berperan dalam menanggapi dan mencari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan.

“Kami BEM se-Kalsel akan terus bersama rakyat dalam memperjuangkan kesejatheraan rakyat Indonesia,” ujar mahasiswa ULM itu.

Tak hanya itu, BEM se-Kalsel juga meminta agar KPU, TNI dan POLRI selalu mengedepankan netralitas dalam mengemban tugas.

Mahasiswa Tuntut KPU Santuni KPPS yang Meninggal Dunia.
Puluhan aparat kepolisian dikerhakan pada aksi damai oleh BEM se-Kalsel di depan kantor KPU Kalsel. foto: agus/koranbanjar.net)

“Kami berharap agar KPU, TNI-POLRI untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, bebas dari intervensi manapun guna terciptanya keadaan adil, aman, damai dan sejuk serta bersatu pasca pemilu 2019,” ucap Korwil BEM se – Kalsel.

Sementara Komisioner KPU Kalsel, Edy Ariansyah, menyambut baik aksi mahasiswa dari berbagai BEM se-Kalsel. Ia turun langsung menghadapi puluhan mahasiswa yang didominasi dari ULM itu.

“Aksi apresiasi rekan-rekan mahasiswa ini ialah dukungan terhadap KPU agar menjadi penyelenggara pemilu yang selalu berintegritas,” ujar Edy.

Terkait santunan untuk para korban meninggal, Edy menjelaskan pihaknya sudah mendapatkan surat edaran dari Sekjen KPU RI untuk memvalidasi dan memvirifikasi penyelenggara pemilu yang meninggal.

“Itu akan dilaporkan nantinya paling lambat 11 Mei 2019, dan Insya Allah masih ada waktu memvalidasi dalam waktu dua hari untuk dilaporkan ke KPU RI,” tandasnya.

Pada aksi damai tersebut puluhan aparat dari kepolisian dikerahkan untuk mengamankan aksi. (ags/dra)