Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Tabalong

Langkap Pemkab Tabalong Tekan Angka Stunting Diapresiasi Deputi Adpin BKKBN RI

Avatar
136
×

Langkap Pemkab Tabalong Tekan Angka Stunting Diapresiasi Deputi Adpin BKKBN RI

Sebarkan artikel ini
Deputi Adpin BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso memberikan sambutan usai mengukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Stunting Kabupaten Tabalong. (Foto: Arif/Koranbanjar.net)
Deputi Adpin BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso memberikan sambutan usai mengukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Stunting Kabupaten Tabalong. (Foto: Arif/Koranbanjar.net)

Langkah Pemerintah Kabupaten Tabalong utnuk mempercepat penurunan angka stunting di apresiasi Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso.

TABALONG, koranbanjar.net – Hal tersebut disampaikan Sukaryo Teguh Santoso saat Pengukuhan Bapak atau Bunda Asuh Stunting yang berlangsung di Aula Pendopo Bersinar Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, Kamis (13/10/2022).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Mendengar ini sebuah instruksi yang luar biasa dari Bupati Tabalong menginstruksikan kepada para kepala desa untuk melihat mendampingi yang saat ini ibu-ibunya sedang hamil seperti apa kondisinya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan, stunting saat ini memang menjadi salah satu persoalan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi Indonesia di tengah-tengah pemerintah ingin berupaya betul mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

“Sehingga kami dari BKKBN menyambut baik kegiatan pada hari ini kabupaten Tabalong sudah menunjukkan komitmennya yang luar biasa, bupati dan wakil bupati beserta seluruh jajaran perangkat pemerintahannya didukung oleh Dandim, Kapolres, ketua DPRD dan juga melibatkan mitra kerja secara pentahelix diantaranya adalah dunia usaha untuk memantapkan diri sebagai bapak maupun bunda asuh anak stunting,” ungkapnya.

Menurutnya, stunting memang patut mendapatkan perhatian serius karena memiliki tiga kerugian diantaranya gagal tumbuh.

“Gagal tumbuh disini balita yang tidak bisa tinggi, hal ini dilihat dari daya aspek fisik yang kelihatannya pendek,” ujarnya.

Kerugian kedua, balita yang tergolong stunting akan tumbuh dengan kapasitas kecerdasan yang rendah yang secara teori antara 10 sampai 15 poin dibawah IQ normal.

“Konsekuensinya cara berpikirnya, tidak mengatakan bodoh akan tetapi memang ini kecerdasannya di bawah standar normal,” lanjutnya.

Terakhir, kerugian ketiga akan tumbuh pada saat dewasa dengan kondisi rentan terhadap gangguan kesehatan tertentu.

“Tiga kerugian inilah dalam jangka panjang tentu saja akan menurunkan produktivitas kita dan ini sangat tidak menguntungkan,” tutupnya.

(anb/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh