Tak Berkategori  

Kostratani Batu Ampar Kerja Keras Selesaikan Panen

Kostratani sebagai penggerak pembangunan pertanian dituntut bukti nyata kinerjanya di lapangan. Untuk itulah Kostratani Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut kerja keras selesaikan panen.

TANAH LAUT,koranbanjar.net – Kerja keras dan kerjasama seluruh “Pasukan” Kostratani dalam pendampingan dan pengawalan kegiatan lapangan diperlukan untuk mempercepat proses kerja oleh mitra tani.

Pendampingan sekaligus untuk memastikan tak ada permasalahan di lapangan yang akan menghambat proses panen dan proses penyiapan lahan untuk tanam berikutnya.

Kecepatan kerja memang menjadi faktor penentu karena harus kejar-kejaran dengan musim dan target produksi.

Karenanya, sebagaimana ini dikatakan Kepala BPPSDMP, Dedy Nursyamsi, Penyuluh Pertanian harus militan.

Meski sibuk dengan berbagai kegiatan menuju transformasi BPP, pendampingan petani tak boleh dilupakan demi kejar target produksi.

Target produksi di Indonesia sudah dicanangkan, ada 11.66 juta hektar untuk menghasilkan beras 33,6 juta ton.

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, ini membutuhkan komitmen dalam percepatan tanam yakni melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT).

“Kita memiliki matahari yang cerah, lahan yang luas, perairan yang banyak,. Maka kita masyarakatnya tinggal menggerakkan kaki dan tangan saja untuk menjalankan pertanian ini,” katanya.

Beberapa daerah di Kabupaten Tanah Laut panen hampir selesai bahkan ada yang sudah selesai bulan ini.

Sementara masih ada yang baru saja memasuki musim panen Musim Tanam (MT) April-September. Salah satunya Kecamatan Batu Ampar.

Ada sekitar 840 hektare padi yang menunggu panen di wilayah Batu Ampar. Masa panen dimulai pertengahan September dan diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober.

Dengan produktivitas rata-rata per kecamatan diperkirakan 4,8 ton GKP (Gabah Kering Panen) diperkirakan Batu Ampar akan memberikan konstribusi sekitar 4.032 ton GKP.

Suradi, Mantri Tani Kecamatan Batu Ampar, melaporan sudah ada yang panen seperti di Poktan Sido Makmur, Desa Damit Hulu.

Padi varietas Makmur benih swadaya petani seluas 1 hektare menghasilkan 4,5 ton GKP per hektare. Segera menyusul panen di poktan-poktan yang lain.

Penggunaan alsintan di lahan pertanian Batu Ampar. (Foto: BPP Batu Ampar)
Penggunaan alsintan di lahan pertanian Batu Ampar. (Foto: BPP Batu Ampar)

Beberapa tempat di wilayah BPP Kecamatan Batu Ampar, Panen musim ini dilakukan secara manual dengan sabit karena luasan yang kurang.

Menurutnya, sebagian petani di Batu Ampar bisa dengan alsintan pinjam di Dinas jika diperlukan untuk mengatasi kekurangan tenaga.

“Sebagian bisa, dengan Combine mini (tomcat) pinjam ke Dinas. Tapi petani pakai manual saja,” kata Suradi.

Menanggapi keinginan untuk mempercepat tanam, Koordinator BPP Batu Ampar, Kaim menjelaskan, kebiasaan petani tanam paling cepat Nopember sampai Januari karena rata-rata sawahnya tadah hujan.

Saat ini memang benih belum datang (di Batu Ampar). Untuk mempercepat tanam tetap diupayakan semaksimal mungkin dengan mengerahkan alsintan.

Pelaksanaan panen padi di Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. (Foto: BPP Batu Ampar)
Pelaksanaan panen padi di Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. (Foto: BPP Batu Ampar)

Dia akan memaksimalkan Penyuluh selaku “Pasukan Kosratani” dalam pendampingan.

Kaim terus menyemangati jajarannya untuk tidak berhenti mendmpingi petani. Menurutnya, penggunaan alsintan dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja.

Selama ini tidak ada masalah dalam penggunaan alsintan, panen maupun olah tanah.  Karenanya, dia beharap pendampingan petani jangan berhenti.

“Untuk mengejar percepatan tanam kami maksimalkan pendampingan oleh para penyuluh dengan mengoptimalisasikan alsintan , panen maupun olah tanah,” kata Kaim. (MBS/bbppbinuang/dya)