Religi  

Korban Terdampak Gempa di Sulbar Tembus 485.232 Jiwa, Tewas 56 Orang

Korban yang terdampak bencana gempa di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat kini menembus angka 485.232 orang, sedangkan 56 orang meninggal dunia. Sementara korban yang mengungsi mencapai 15 ribu orang.

SULBAR, koranbanjar.net – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Sabtu (16/1/2021), korban meninggal dunia akibat gempa kuat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, bertambah menjadi 56 orang. Kemudian,  826 orang luka-luka dan 15 ribu lainnya mengungsi.

Sebanyak 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan di Kabupaten Majene, kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam siaran pers, Sabtu (16/1/2021).

Sebelumnya dalam konferensi pers daring, Raditya mengatakan BNPB akan mengerahkan anjing penyelamat atau SAR Dog untuk membantu pencarian korban.

GEMPA SULBAR - Gempa yang terjadi di Kabupaten Majene telah berdampak terhadap  485.232 oran, sedangkan 56 orang meninggal dunia.(foto atas). Gempa juga menyebabkan bangunan dan rumah penduduk porak poranda.(foto bawah). (foto: VOA).
GEMPA SULBAR – Gempa yang terjadi di Kabupaten Majene telah berdampak terhadap 485.232 oran, sedangkan 56 orang meninggal dunia.(foto atas). Gempa juga menyebabkan bangunan dan rumah penduduk porak poranda.(foto bawah). (foto: VOA).

Pada Sabtu (16/1) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, telah terjadi gempa susulan dengan magnitudo 5 di Kabupaten Majene. BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.

Raditya mengatakan ada empat wilayah terdampak gempa Sulawesi Barat, yaitu Kabupaten Majene, Mamuju, Mamasa dan Kabupaten Polewali Mandar. Total penduduk yang terdampak sebanyak 485.232 jiwa yang tersebar di 222 desa di 29 kecamatan.

“Pagi tadi telah ditetapkan status tanggap darurat di tingkat provinsi dan kepala BNPB telah menyerahkan bantuan sebesar empat miliar rupiah,” papar Raditya.

Dari jumlah tersebut, katanya, Rp 2 miliar untuk provinsi dan Rp 1 miliar untuk masing-masing untuk kabupaten Majene dan Mamuju yang akan digunakan untuk operasional kebutuhan pokok.

Upaya BNPB untuk menangani bencana gempa bumi di Sulawesi Barat antara lain, mengerahkan empat helikopter, pendistribusian 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 500 paket perlengkapan bayi, 500 ribu masker kain dan 30 unit genset 5 KVA.

Di Kabupaten Mamuju, pelayanan kedaruratan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju. Raditya menekankan penanganan bencana alam di Sulawesi Barat dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona, khususnya di rumah sakit dan lokasi-lokasi pengungsian.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra membenarkan laporan mengenai penjarahan terhadap muatan bantuan logistik. Namun, pihak kepolisian sudah menangani dan mengamankan jalur transportasi darat yang dianggap berpeluang terjadinya penjarahan.

Bambang mengimbau bagi yang ingin mengirimkan bantuan agar berkoordinasi dengan Posko BPBD untuk memastikan agar bantuan logistik terdistribusi merata kepada para pengungsi.

“Sehingga gejolak-gejolak sosial itu kita dapat tekan semaksimal mungkin,” kata Bambang.

Bambang menambahkan aliran listrik sudah pulih untuk 54.499 pelanggan setelah Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperbaiki jaringan listrik di 528 gardu distribusi di Mamuju dan Majene. Ada total 90.688 pelanggan yang dilayani oleh 872 gardu distribusi yang terdampak gempa.

BNPB juga melaporkan semua agen penyalur bahan bakar minyak dan gas pada Sabtu (16/1) pagi telah beroperasi melayani kebutuhan masyarakat.(VOA/sir)