Komitmen Bupati Dipertanyakan Mengatasi Kalimati

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Persoalan kalimati di Kelurahan Murung Keraton, Kecamatan Martapura Kota, yang sangat mengganggu lingkungan setempat, karena kotor, jorok, bahkan berbau, dinilai anggota DPRD Kabupaten Banjar Dapil 1, Andin Sofyannor, bukan hanya tanggung jawab masyarakat setempat.

Melainkan tanggung jawab semua pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, PD. Pasar Bauntung Batuah, serta lebih utama tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Banjar. Selama semua unsur tidak memiliki komitmen yang kuat untuk mengatasi hal tersebut, maka persoalan kalimati tidak akan terselesaikan dengan cepat. Apalagi penanggulangan hanya bersifat insidentil, bukan berkesinambungan atau terus-menerus.

“Untuk mengatasi masalah kalimati itu, tidak hanya hanya sewaktu-waktu, apalagi tiga bulan sekali. Apalagi kebersihan di situ hanya mengharapkan kesadaran masyarakat, itu tidak bisa. Tetapi harus disosialisasikan setiap hari, diberikan contoh setiap hari, karena mengatasi persoalan kebersihan itu harus kontinyu,” ungkap Andin saat dihubungi koranbanjar.net, malam tadi.

Adapun tahapan-tahapan yang bisa ditempuh Pemerintah Daerah, antara lain, merencanakan revitalisasi, seperti membatasi wilayah pasar dan kalimati dengan pembatas, supaya pedagang tidak membuang sampah ke tempat itu lagi. Kemudian merelokasi permukiman di sana dengan cara yang berkala, karena merelokasi permukiman tidak seperti merelokasi tempat pedagang. Semua butuh perencanaan dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah.

“Dalam waktu dekat saya akan reses ke Murung Keraton, salah satu materi yang utama akan kami bahas adalah masalah kalimati tersebut. Untuk mengembalikan kalimati seperti dulu yang bersih dan nyaman, adalah tanggung jawab semua, baik DLH, PD Pasar, saya sendiri sebagai anggota dewan dan lebih utama butuh komitmen dari Kepala Daerah. Jadi Kepala Daerah (Bupati Banjar) harus betul-betul berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan itu,” tegasnya.

Dia mencontohkan, ada beberapa persoalan serupa terjadi di daerah lain, namun dapat diatasi dengan baik. Seperti tempat pembuangan sampah di Wonokromo Jawa Timur, yang dulunya menjadi lokasi penumpukan sampah, sekarang sudah bersih. Terdekat Sungai Kemuning di Kota Banjarbaru, yang dulunya kotor dan tidak terpelihara, sekarang sudah bersih, bahkan indah menjadi tempat wisata, penuh dengan bangunan yang warna-warni.

“Poinnya, semua stakeholder harus duduk satu meja untuk mengatasi kalimati tersebut, mari pecahkan bersama. Jangan, menyelesaikan hanya pada momen-momen tertentu atau sekali waktu saja,” tegas Andin.(sir)