Kisah Pejuang Koran, Ternyata Ditabrak saat Mau Sholat Magrib (Bagian II)

Meninggalnya loper koran, Abdurrahman alias Daeng, hari ini, Senin (24/06/2019) di RS Idaman Banjarbaru, akibat mengalami kecelakaan, telah mengundang banyak perhatian netizen. Selain karena dia hidup sebatangkara, dia hidup hanya dari hasil sebagai loper koran. Lalu bagaimana kronologis peristiwa kecelakaan yang menimpa Abdurrahman hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir? Berikut liputannya.

BANJARBARU, Yuliandri KW

Perstiwa kecelakaan yang dialami loper koran, Abdurrahman sekitar 1,5 bulan lalu hingga berujung kematian, sempat menimbulkan teka-teki. Karena tak satu pun media yang berhasil memperoleh kronologis kejadian tersebut.

Nah setelah kematian Abdurrahman akibat kecelakaan beredar di berbagai media sosial, tim media koranbanjar.net berusaha melakukan investigasi ke beberapa lembaga terkait untuk mencari informasi yang akurat. Namun sayang tak satupun data tentang peristiwa yang dialami korban terekam, termasuk dari pihak Satlantas Polres Banjarbaru saat dikonfirmasi tidak mengetahui kejadian yang dialami korban. Malah sebaliknya, pihak Satlantas Polres Banjarbaru justru menanyakan waktu kejadian, karena tidak ada laporan yang masuk tentang peristiwa tersebut. “Kapan kejadiannya, di tempat kami tidak ada laporanny,” ungkap petugas Satlantas Polres Banjarbaru kepada wartawan koranbanjar.net.

Abdurrahman saat dirawat.

Begitu pula tim wartawan koranbanjar.net melakukan investigasi ke RD Idaman Kota Banjarbaru. Informasi yang diperoleh hanya sebatas tentang nama, jadwal masuk rumah sakit dan kepastinya waktu wafatnya Abdurrahman.

Oleh petugas RS Idaman Banjarbaru disebutkan, benar Abdurrahman meninggal dunia pada Senin (24/6/2019). Korban masuk RS Idaman pada 22 Juni 2019 pukul 23.00 wita, kemudian menghembuskan nafas terakhir persisnya pukul 11.00 wita (ralat bukan pukul 09.55, red) setelah sekitar 2 hari dirawat di ruang Nuri lantai 2.

Meski tidak diketahui keluarga korban, namun yang bersangkutan telah mendapat perhatian dari Ketua RT Loktabat, Lurah dan persatuan warga Sulsel. Karena belakangan ini dia tinggal di rumah kost,  Jalan A Yani KM 33,5 Loktabat Selatan, Banjarbaru Selatan (dekat jembatan kembar Banjarbaru), kemudian tidak disertai tanda pengenal identitas lainnya.

Selama dirawat, tidak ada keluarga korban yang menjenguk, karena dia berasal dari Makassar dan hidup di Kota Banjarbaru hanya sebatangkara. Pihak rumah sakit juga tidak mengetahui kronologis kecelakaan yang menimpa korban.

Jenazah korban sudah dibawa ke Masjid Loktabat sebelum dzuhur tadi, kemudian akan dikebumikan di Alkah Guntung Lua Kota Banjarbaru.

Sementara itu, informasi lain hasil penelusuran wartawan koranbanjar.net yang diperoleh dari kerabat satu profesi korban, sekitar 1,5 bulan yang lalu, tepatnya memasuki hari ke 8 bulan suci Ramadan, korban diketahui sedang berbuka puasa di sebuah warung di Kawasan RO Ulin, tepatnya di seberang jalan dari posisi masjid. Usai berbuka puasa, korban bermaksud ingin menunaikan ibadah sholat magrib, kemudian menyeberang jalan. Diduga, saat itu kawasan RO Ulin cukup gelap, secara tiba-tiba muncul seorang pengendara yang diketahui berprofesi sebagai pedagang mie ayam langsung menabrak.

Usai kejadian itu, Abdurrahman sempat dirawat selama 1 bulan di kediaman penabrak. Namun belakangan, Abdurrahman diketahui juga mengidap penyakit gula darah, sehingga dibawa ke RS Idaman Banjarbaru, sampai akhirnya jiwanya tidak tertolong lagi.(*)