Religi  

Kisah Hikmah; Sepasang Suami Istri Yahudi Rayakan Maulid Usai Memeluk Islam Lewat Mimpi

Habib Farid Ibrahim Fakhir Asseqqaf, Jumat (7/10/2022). (Foto: koranbanjar.net)
Habib Farid Ibrahim Fakhir Asseqqaf, Jumat (7/10/2022). (Foto: koranbanjar.net)

Ini adalah kisah hikmah tentang sepasang suami istri beragama yahudi merayakan maulid usai memeluk agama Islam lewat mimpi bertemu Rasulullah SAW.

BANJARMASIN, koranbanjar.netRiwayat ini disampaikan Al Habib Farid Ibrahim Fakhir Asseqqaf dalam wawancara singkatnya kepada media ini, Jumat (7/9/2022) di Banjarmasin.

Dituturkan Habib Farid, panggilan akrab Al Habib Farid Ibrahim Fakhir Asseqqaf, dalam sebuah kitab Asyraful Anam Fil Maulid dikisahkan, pada suatu masa di daerah Mesir ada seorang muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW sangat meriah dan besar.

“Diundang saudara-saudaranya sesama Islam satu iman untuk menghadiri acara besar, meriah dan sangat luar biasa itu,” ujar Habib Farid.

Lanjutnya, di kala ada tetangga sepasang suami istri beragama Yahudi sedang memperhatikan apa yang dilakukan umat muslim itu.

Lalu sang istri bertanya kepada suaminya, apa yang sedang dilakukan tetangga muslim tersebut karena melihat acara itu begitu meriah dan sangat luar biasa.

“Suaminya menjawab, dia sedang merayakan hari dan bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw, mereka berprasangka Nabi mereka dilahirkan di bulan ini,” tutur Habib Farid lagi.

Setelah percakapan itu selesai, sepasang suami istri Yahudi ini tidur dan pada malam harinya sang istri bermimpi.

Dalam mimpinya imbuh Habib Farid, istri dari lelaki Yahudi itu melihat tetangganya yang merayakan maulid secara besar-besaran itu didatangi rombongan yang dipimpin seorang lelaki sangat tampan.

Di belakang lelaki tampan itu ada orang-orang mulia dan para sahabatnya.

“Mereka berkunjung mendatangi rumah seorang muslim yang merayakan maulid dengan meriah tadi,” kisahnya.

Kemudian sambung Habib Farid, sang istri Yahudi bertanya kepada salah seorang dalam rombongan tentang siapa lelaki sangat tampan itu.

“Perempuan tersebut bertanya, siapakah orang yang memiliki ketampanan wajah sangat luar biasa itu, tanya sang istri Yahudi, kata salah seorang yang hadir, ia adalah Nabi Besar Muhammad Saw,” tutur Habib Farid.

Lalu wanita Yahudi itu lanjut bertanya, jika aku mendatanginya (Muhammad SAW), berbicara padanya, apakah akan dijawab.

Dijawab oleh lelaki itu, cobalah, mungkin kamu akan dijawabnya.

Masih diceritakan Habib Farid, kemudian perempuan atau istri Yahudi tadi mendatangi Nabi dan berdialog.

“Perempuan itu bertanya, lalu dijawab oleh Nabi dengan ucapan yang baik, la baik artinya iya atau dalam bahasa Banjar, inggih pun,” terangnya.

Perempuan itu seketika terkesima, terkejut mendengar jawaban dari Nabi Muhammad Saw dengan penuh kesopanan dan tutur kata yang lemah lembut.

Wanita itu berkata, apakah kamu (Nabi Muhammad Saw), menjawabku dengan jawaban mulia, sopan seperti itu, sedangkan aku tidak beragama dengan agamamu.

Lalu kata sang Nabi Muhammad Saw, aku tidaklah menjawabmu dengan jawaban tersebut terkecuali aku mengetahui bahwasanya kamu sudah diberikan hidayah untuk Islam.

“Ternyata wanita itu sudah masuk Islam di dalam mimpinya disaksikan langsung oleh Nabi Muhammad Saw,” ungkapnya.

Setelah itu, sang istri Yahudi ini terbangun dari tidurnya dan tanpa membawa waktu, sang istri Yahudi ini bertekad berkeinginan merayakan maulid Nabi Muhammad Saw.

Saat berniat ingin mempersiapkan segala sesuatu, dirinya melihat sang suami sedang sibuk memotong hewan.

Merasa kaget dan heran, istri bertanya lagi kepada suaminya, wahai suamiku ada apa ini.

Lalu sang suami berkata, ini adalah untuk merayakan maulid orang yang mengislamkan kamu tadi malam.

Sang istri tambah terkejut lalu bertanya siapa yang memberitahumu kalau aku bertemu Nabi Muhammad Saw dan berislam di tangannya.

Kemudian berkata sang suami, orang yang memberitahuku adalah orang yang mengislamkan ku setelah kamu diislamkan olehnya.

“Jadi sepasang suami istri beragama Yahudi ini sama-sama bermimpi dan berislam di tangan Rasulullah,” demikian Habib Farid menceritakan riwayat tentang keistimewaan maulid yang diambil dari kitab Asyraful Anam Fil Maulid.(yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *