Tak Berkategori  

Kisah Hikmah (12); Datuk Taniran Memberikan Kelapa Berisi Emas kepada Warga yang Susah

Tidak ada yang sulit bagi Allah Swt untuk memberikan keistimewaan kepada orang yang dikehendaki-Nya, apalagi terhadap para kekasih-Nya. Termasuk kepada Wali Allah yang bergelar Datuk Taniran asal Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Diceritakan dzuriat Datuk Taniran, H.Muhammad Arsyad, di masanya Datuk Taniran pernah memberikan buah kelapa berisi emas kepada seorang masyarakat di Desa Taniran yang dalam kesusahan.

KANDANGAN, koranbanjar.net – Dzuriat Datuk Taniran yakni, H.Muhammad Arsyad menceritakan, Sabtu (24/4/2021), salah satu karomah Datuk Taniran adalah memberikan buah kelapa berisi emas kepada masyarakat di desanya.

Datuk Taniran bernama asli Tuan Guru H.Muhammad Thaib atau Syekh H Sa’duddin bin H Mufti Muhammad As’ad bin Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Suatu ketika, Syekh H Sa’duddin meminta kepada seorang pengambil jasa tukang panjat kelapa di kampungnya, Desa Taniran untuk memetikkan pohon kelapa miliknya.

BACA JUGA ; Riwayat Datuk Taniran Awal Menetap di Kandangan, Dijemput Naik Perahu ke Martapura

Tukang panjat itu dibuat bingung, pasalnya pohon kelapa itu hanya berbuah dua biji. Apalagi Syekh H Sa’duddin menjanjikan memberikan satu di antaranya jika Ia bersedia.

“Dengan sangat heran namun tetap patuh sang pemanjat pun naik dan memetik dua buah kelapa itu,” cerita H Muhammad Arsyad.

H Muhammad Arsyad menjelaskan, Syekh H Sa’duddin sebenarnya mengetahui bahwa tukang panjat tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan.

Setelah salah satu buah kelapa dibelah, alangkah terperanjatnya tukang panjat. Ternyata di dalam buah kelapa yang diberikan terdapat paun atau uang emas.

Bergegaslah dia memberitahukan sekaligus mengembalikan buah kelapa yang tidak biasa tersebut kepada Syekh H Sa’duddin.

BACA JUGA; Mengungkap Kematian Wali Allah, Jamaluddin, Anak Angkat Guru Badruddin yang Wafat Dianiaya

Dengan tersenyum Syekh H Sa’duddin berkata, “buah kelapa itu adalah hakmu, maka isi darinya pun adalah milikmu.”

Mendengar ucapan Syekh H Sa’duddin, tukang panjat yang sedang kesulitan keuangan itu gembira kemudian pulang dengan membawa kelapa dan paun untuk keluarganya.

Diketahui, Datuk Taniran merupakan seorang ulama yang menyukai khalwat, sehingga jika ingin melihat atau bertemu dengannya hanya waktu Syekh H Sa’duddin mengajar atau salat berjamaah di masjid.

Apalagi setelah kakaknya, Mufti H Muhammad Arsyad, orang yang sering diikuti dalam setiap dakwah telah berpulang ke rahmatullah di Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu.

“Beliau banyak menyendiri dalam khalwatnya, dan jarang sekali labuh atau berangkat ke Martapura,” ucap H Muhammad Arsyad yang juga dzuriat Datuk Taniran.

BACA JUGA : Mengapa Wali Allah Ini Disebut Habib Neon, Begini Kisahnya

Bahkan, Syekh H Sa’duddin menolak tawaran Pemerintah Belanda untuk menggantikan kedudukan sang kakak sebagai seorang Mufti.

“Beliau menolak dan merasa lebih senang hidup bermasyarakat dalam mengembang dan menerapkan ilmu, pengalaman melalui pengajian beliau,” imbuhnya.

Setelah kurang lebih 45 tahun Syekh H Sa’duddin mencurahkan darma baktinya terhadap agama, bangsa, anak cucu dan santri hingga menjadi alim.

Tepat pada 5 shafar 1278 Hijriyah atau 1858 Masehi, Syekh H Sa’duddin berpulang ke rahmatullah dan dimakamkan di Desa Taniran, Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Tiga hari sebelum wafat, Syekh H Sa’duddin mencuci kain kafannya sendiri. Menurut cerita turun-temurun dari anak cucunya, banyak sekali jamaah yang hadir pada saat jenazah Syekh H Sa’duddin disalatkan.

BACA JUGA ; Mengenang Kai Jabuk, Wali Allah Berusia 125 Tahun (Video)

“Di antaranya, ada terlihat tiga orang yang cukup menarik perhatian turut ikut mensalatkan. Tetapi tidak ada yang mengetahui dari mana mereka datang dan bagaimana mereka pergi setelah selesai acara pemakaman,” kata H Muhammad Arsyad.

Setelah pemakaman, segala macam jenis burung berdatangan dan selama tiga hari berturut-turut mengerumuni dahan dan ranting pohon di sekitar makam Syekh H Sa’duddin atau Datu Taniran.(syn/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *