Kisah Getir Andin Menuju Sukses; Jadi Pedagang Beras hingga Tesis di Fhilipina (Bagian II)

Semenjak duduk sebagai anggota DPRD Banjar, Andin Sofyanoor mendapat wasiat dari ayahnya agar dapat melanjutkan studi setinggi-tingginya. Tidak sia-sia, sepeninggal ayahnya, Andin telah berhasil menyelesaikan studi S1, S2 hingga S3, serta sempat melakukan tesis ke Manila, Fhilipina.

MARTAPURA, Denny Setiawan

“Salah satu motivasi saya harus kuliah adalah pesan almarhum abah (ayah). Makanya di sela kegiatan sebagai anggota dewan, saya sempatkan kuliah,” ungkap Andin.

Tahun 2005, begitu terpilih sebagai anggota DPRD Banjar, dia langsung melanjutkan studi S1 di ULM dengan mengambil jurusan Hukum Tata Negara. Kemudian S2, dia meneruskan studi ke Universitas Trisakti Jakarta.

“Sewaktu kuliah S1, saya bolak-balik ke Banjarmasin kuliah di Unlam (sekarang ULM). Selesai S1, saya melanjutkan studi ke Universitas Trisaksi Jakarta. Karena saya juga sebagai anggota dewan, jadi mengambil jadwal kuliah sesuai jadwal libur di dewan. Selama kuliah, saya kos di Jakarta untuk menghemat biaya,” ungkap Konsultan Hukum ini.

Sedangkan S3, dia harus menyelesaikan di Universitas Padjajaran.
Disinggung motivasi lain yang membuat dirinya sangat bersemangat untuk menyelesaikan studi, Andin mengaku, semasa SMA dirinya sudah terbiasa membiayai sekolah dengan keringat sendiri. Bahkan semasa dulu, dia harus jualan beras keliling agar bisa membiayai sekolahnya.

Tidak berbeda saat meneruskan studi S1 hingga S3, dia mendapatkan dukungan yang luar biasa dari orang-orang yang peduli terhadap dirinya. Beberapa orang yang turut berjasa dalam hidupnya dalam perjalanan menyelesaikan studi, antara lain, Sultan Banjar H Khairul Saleh, Ketua DPRD Banjar HM Rusli, mantan Sekwan Banjar Santoso Budihardjo, rekan-rekan pers yang turut membesarkan namanya di Kabupaten Banjar, rekan sesama anggota dewan, keluarga, kerabat dekat dan banyak orang yang tak dapat disebutkannya satu persatu.

Salah satu pengalaman yang tak pernah terbayangkan dalam perjalanan hidupnya, salah satunya adalah menyelesaikan tesis di Manila Fhilipina. Di sana dia banyak menyaksikan secara langsung kehidupan masyarakat yang berbeda dengan kehidupan di kampung halaman. “Saya sangat bersyukur diberikan Allah karunia dapat menyaksikan berbagai sisi kehidupan di negara lain, semua itu tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Apalagi saya hanya orang biasa, dari keluarga biasa dan bukan siapa-siapa,” ucapnya.(bersambung)