Predikat sebagai bakal calon Bupati Banjar tidak membuat DR. Andin Sofyanoor, SH.MH menjadi sosok yang “gila hormat” atau malu merendahkan hati di hadapan orang lain. Terlebih kepada ibu kandung dan orang-orang sholeh. Dia sangat menjaga adab kepada mereka itu semua. Kebiasaan itu dia lakukan bukan lantaran akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah, melainkan jauh sebelum menjadi anggota DPRD Banjar, bahkan sejak kanak-kanak dia sudah dididik kedua orangtuanya untuk berbuat demikian.
MARTAPURA, Denny Setiawan
Tidak banyak orang yang mengenali, bahkan mengetahui sifat Andin Sofyanoor dalam melayani ibu kandungnya dan orang-orang sholeh. Andin dikenal lingkungan keluarga, kerabat, bahkan sahabat dekatnya sebagai anak yang sangat berbakti kepada kedua orangtua dan menjaga adab kepada orang sholeh.
Sejak kecil (sepeninggal ayah kandungnya), Andin memang hidup mandiri bersama ibu kandungnya. Tidaklah mengherankan, Andin tak pernah melewatkan suka dan duka sekecil apapun yang dialami ibu kandungnya. Kesibukan Andin menjadi anggota dewan, menyelesaikan studi, bahkan menjadi seorang pengusaha sukses, tak membuat dirinya berubah dalam melayani ibu kandung.
Setiap kali akan bepergian ke luar kota, Andin selalu menyempatkan diri sungkem dan mencium kaki ibu kandungnya yang tinggal di Kelurahan Murung Keraton Martapura. Andin juga rutin melayani ibu kandungnya setiap kali akan berobat rutin.
Begitu pula yang kebiasaan Andin Sofyanoor terhadap orang-orang sholeh. Salah satu contoh, sejak menjadi anggota DPRD Banjar, Andin Sofyanoor selalu menyempatkan waktu kunjungan ke luar daerah untuk bersilaturrahmi dan dekat dengan ulama di daerah, tempat yang dikunjungi. Seperti di Yogyakarta, saking dekatnya dengan tokoh ulama setempat, Andin diangkat sebagai anak dari kyai terkemuka di sana. Dia adalah Kyai Zainal, seorang ulama buta yang hapal Alquran sejak kecil.
Hubungan Andin Sofyanoor dan Kyai Zainal bak seorang anak dengan orangtua kandung. Dalam berbagai kesempatan, Andin selalu menyempatkan diri mengunjungi ke Yogyakarta. Sebaliknya, di momen Haul ke 15 Abah Guru Sekumpul baru-baru tadi, Kyai Zainal datang bersama istrinya untuk ikut menghadiri haul. Selama di Kota Martapura, Kyai Zainal dan istri diperlakukan sebagaimana layaknya orangtua kandung. Dilayani, diajak ziarah ke makam-makam orang sholeh, bahkan Andin tidak sungkan sesekali menyuapi makan untuk Kyai Zainal.
Satu hari sesudah puncak Haul Abah Guru Sekumpul, Kyai Zainal dan istri diajak ziarah ke Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kelampayan), ke makam KH. Kasyful Anwar, KH. Anang Sya’rani Arif hingga diajak bersilaturrahmi ke kediaman Bakal Calon Wakil Bupati Banjar, KH. Muhammad Syarif Busthomi (Guru Oton).
Selama perjalanan ziarah berlangsung, Andin teramat sangat melayani Kyai Zainal. Karena kondisi Kyai Zainal yang buta, Andin selalu menuntun, mengenakan sendal tatkala naik maupun turun dari tempat yang didatangi, termasuk menyiapkan minum atau menyuapi makan. Seperti halnya ketika bersilaturrahmi ke kediaman Tuan Guru Munawwar di Kampung Melayu maupun di kediaman Guru Oton.(*)