Khairul Saleh Minta Kapolri Tangkap Penembak Wartawan di Sumut

Wakil Ketua Komisi III, Pangeran H Khairul Saleh. (foto: dok)
Wakil Ketua Komisi III, Pangeran H Khairul Saleh. (foto: dok)

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Pangeran Haji Khairul Saleh mengecam keras penembakan terhadap seorang Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Online di Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, Politisi asal Kalimantan Selatan ini meminta kepada Kapolri Jenderal Lystio Sigit beserta jajaran segera mengungkap dan menangkap pelaku penembakan tersebut.

JAKARTA, koranbanjar.net – Aksi kekerasan kembali terjadi terhadap seorang Pemimpin Redaksi “LasserNewsToday” di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, Mara Salem Harahap alias Marsal. Kejadian ini membuat Politisi Partai Amanat Nasional, Pangeran H Khairul Saleh cukup geram.

“Saya mengecam keras atas kejadian tertembaknya Pimred salah satu media online di Sumut,  Mara Salam (Marsal) OTK (orang tak dikenal) beberapa waktu lalu. Saya mengharapkan agar aparat kepolisian  segera menangkap siapa dalang dan pelaku serta sekaligus mengungkap motif yang melatarbelakangi  kejadian tersebut,” ujar Anggota DPRD yang dikenal cukup vokal ini.

Dia menambahkan, kerja cepat dan kerja keras kepolisian untuk segera mencari pelaku merupakan ujian bagi Kapolri  Jenderal Lystio Sigit dan aparat untuk membuktikan  bahwa kepolisian hadir memberikan rasa aman dan berkeadilan dalam menindak pelaku kejahatan di tanah air.

“Apalagi kejahatan menimpa pers, sedangkan pers berdasarkan UU 40 tahun 1999 tentang pers dinyatakan  bahwa, dalam melaksanakan profesinya wartawan perlu mendapat perlindungan hukum,” tegasnya.

Diharapkan pula, sebagaimana pernah disampaikan saat fit and proper test di Komisi III bahwa kepolisian akan bekerja lebih profesional dan transparan sesuai tagline kepolisian yang baru yaitu PRESESI (prediktif, responsibilitas, transparansi dan berkeadilan).

“Kita serahkan dan percayakan penyelesaian masalah ini kepada aparat kepolisian dan kita kawal bersama agar penyelesaian masalah ini dapat dibuka secara transparan dan akuntabel, supaya  kepercayaan publik terhadap kepolisian semakin meningkat,” katanya

Khairul Saleh lebih tegas menyatakan, kasus-kasus serupa tidak boleh terjadi lagi di masa mendatang, sebagaimana  di pemberitaan sejumlah media bahwa, masalah kekerasan terhadap insan pers masih sering terjadi.

Untuk diketahui, Pemimpin Redaksi “LasserNewsToday” di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, Mara Salem Harahap alias Marsal ditemukan tewas dengan luka tembak, Sabtu (19/6/2021) dinihari.

Kematian Marsal diduga berkaitan dengan berita yang kerap ditulisnya. Mulai dari dugaan penyelewangan yang dilakukan pejabat badan usaha milik negara (BUMN), maraknya peredaran narkoba dan perjudian, hingga bisnis hiburan malam yang diduga melanggar aturan di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Liston Damanik mengatakan, kematian Marsal menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap jurnalis di Sumut. Sedikitnya, ada empat kasus kekerasan terhadap jurnalis di Sumut dalam kurun waktu sebulan terakhir termasuk dan kematian Marsal satu di antaranya.

“Menurut kami ini sangat tinggi mungkin belum pernah terjadi sebelumnya. Kami menduga walaupun berbeda-beda lokasi, tapi setiap pembiaran atas kasus kekerasan terhadap jurnalis di satu daerah itu berarti preseden buruk buat dunia pers,” kata Liston kepada VOA, Sabtu (19/6) malam.

Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara tewasnya seorang pemimpin redaksi media daring lokal di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu, 19 Juni 2021. (Foto: Polres Simalungun)
Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara tewasnya seorang pemimpin redaksi media daring lokal di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu, 19 Juni 2021. (Foto: Polres Simalungun)

Rumah dan Mobil Dibakar

Liston pun memaparkan sejumlah kasus kekerasan yang dialami beberapa jurnalis di Sumut. pada 29 Mei 2021, kediaman seorang jurnalis media daring di Kota Pematang Siantar bernama Abdul Kohar Lubis diteror orang tak dikenal (OTK) dengan percobaan pembakaran rumah.

Lalu, pada 31 Mei 2021, mobil milik Pujianto, jurnalis dari Metro TV asal Kabupaten Serdang Bedagai, dibakar OTK saat sedang terparkir di depan rumahnya. Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi pada 13 Juni 2021 di Kota Binjai. Rumah orang tua dari salah seorang jurnalis di Binjai yang kerap memberitakan tentang maraknya perjudian di kota itu juga pernah diteror dengan bomb molotov dan tembakan airsoft gun di rumahnya.

Terbaru adalah kasus kematian pemred media lokal bernama Marsal yang ditemukan warga telah tewas di dalam mobil miliknya dengan luka tembak pada bagian paha. Marsal ditemukan bersimbah darah tak jauh dari rumahnya.

Meningkatnya angka kasus kekerasan terhadap jurnalis di Sumut dalam sebulan terakhir tak sejalan lurus dengan proses penegakan hukumnya.

Liston mengatakan aparat kepolisian memang melakukan penyelidikan usai menerima laporan dari jurnalis yang menjadi korban tindak kekerasan hingga teror. Namun, proses dalam penyelesaian kasus kekerasan terhadap jurnalis terkesan lambat.

“Memang ada penyelidikan, tapi terus menggantung. Di Sumut hampir tidak ada dalam dua tahun terakhir kasus-kasus yang menimpa jurnalis itu ditangkap pelakunya. Sebenarnya, polisi sekarang canggih dan memiliki kemampuan tapi kenapa tidak bisa diungkap pelakunya,” ujarnya.

“Saya bingung kenapa di satu sisi kasus polisi begitu cepat bereaksi. Tapi untuk kasus kekerasan terhadap jurnalis itu sepertinya lambat,” Liston menambahkan.(sir)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *