BANJARMASIN – Ketua Kadin Provinsi Kalimantan Selatan, Ir. Edy Suryadi sepertinya cukup geram dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang dinilai menganaktirikan pembangunan di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
Pasalnya, di beberapa provinsi sudah dilaksanakan pembangunan jalan tol lintas kabupaten / kota, seperti di Jawa, Sumatera , Kaltim dam Sulawesi. Sementara Provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar untuk pemerintah, justru belum mendapatkan kebijakan bisa membangun jalan tol seperti di kota-kota lain tersebut.
“Kalimantan Selatan ini adalah salah satu penyumbang terbesar devisa untuk APBN, tapi sekarang seperti dianaktirikan. Buktinya anggaran pembangunan yang diperoleh Kalimantan Selatan paling kecil, padahal di zaman beberapa Presiden sebelumnya anggaran pembangunan untuk Kalsel terus di atas dari provinsi lainnya,” ungkap Edy.
Oleh sebab itu, menurut dia, sekarang sudah saatnya Kalimantan Selatan membangun tol untuk lintas kabupaten / kota.
“Jalan A. Yani memiliki panjang sekitar 350 kilometer dengan jarak Banjarmasin hingga Kabupaten Tabalong. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, hanya Jl A Yani satu-satunya jalan masuk lintas 9 kabupaten. Jalan tersebut tak bisa bisa ditingkatkan lagi, karena berada di pinggiran sungai,” jelasnya.
Dulu, ungkap Ketua Kadin yang juga Ketua Gapensi Provinsi Kalsel ini, menempuh jalan sepanjang 150 kilometer saja membutuhkan waktu selama 2 jam. Nah sekarang, karena kendaraan semakin banyak menempuh jalan sejauh itu memerlukan waktu selama 4 hingga 5 jam.
“Itu waktu yang sudah sangat melelahkan. Perhatian Pemerintah Pusat tidak ada sama sekali terhadap persoalan ini. Padahal persoalan ini sudah pernah kami sampaikan pada forum Kadin Pusat,” tegasnya.
Diakui Edy, Kadin Provinsi Kalimantan Selatan diminta menyampaikan persoalan tersebut secara tertulis. “Nanti ada giliran kita dari Kadin Provinsi Kalsel bertemu Presiden secara bergiliran setiap tiga bulan sekali, nanti dijadwalkan dinner dengan Presiden,” pungkasnya.
Mengutip peristiwa ambruknya tiang girder tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) dekat Gardu Tol Kebon Nanas, Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur pada Selasa (20/2) tadi, Edy Suryadi menilai, itu mungkin lantaran Pemerintah Pusat kuwalat dengan Provinsi Kalimantan sebagai penyumbang devisa terbesar.(sir)