Religi  

Ketua HMI Banjarbaru Sebut Polisi Salah Langkah Tangani Aksi 22 Mei Jakarta

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Ketua HMI Cabang Banjarbaru, M Maldini, menyatakan HMI, KAMMI dan IMM, tidak tinggal diam menanggapi aksi unjuk rasa pada 21-22 Mei di Jakarta, yang kemudian berlangsung ricuh.

Mereka menilai polisi salah langkah dalam menangani aksi tersebut hingga berefek buruk dan menimbulkan korban jiwa.

“Kami mengecam tindakan refresif aparat yang membabi buta dan menyalahi prosedur dalam mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta. Oleh karena itu kami yang tergabung dari aliansi beberapa organisasi kepemudaan (HMI, KAMMI dan IMM), tidak tinggal diam dan mengadakan aksi dengan beberapa tuntutan yang sudah kami diskusikan bersama,” ujarnya kepada koranbanjar.net melalui whatsapp, Kamis (30/5/2019).

Dia menegaskan pihak kepolisian harus bijak dalam bertindak serta segera mengusut pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi pada aksi unjuk rasa, 21-22 Mei di Jakarta lalu.

“Pihak kepolisian juga harus menindak tegas oknum kepolisian yang bertindak refresif terhadap masyarakat yang sedang menyuarakan pendapatnya. Yang jelas kami mahasiswa tidak akan pernah puas dan akan terus bergerak jika keadilan di negara kita belum terwujud,” tegasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, pada Rabu (29/5/2019) kemarin, puluhan mahasiswa di Banjarbaru melakukan aksi ke Mapolres Banjarbaru. Dalam aksi tersebut mereka mengecam tindakan represif aparat kepolisian terhadap massa dalam aksi di Jakarta, 21-22 Mei lalu.

Selain itu mereka menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian dapat menindak tegas oknum kepolisian yang melakukan pelanggaran menyalahi prosedur dalam mengamankan massa dalam aksi di Jakrta tersebut, menuntut permintaan maaf aparat kepolisian atas tindakan represifnya, dan mendorong DPR bersama Komnas HAM untuk membuat tim pencari fakta atas tragedi kemanusiaan dalam aksi tersebut.

Mahasiswa juga mendorong pemerintah untuk membuat tim pencari fakta atas meninggalnya 6 ratus lebih penyelengggara pemilu, usai pemungutan suara serentak, 17 April lalu, dan meminta pencabutan tuduhan makar terhadap Ketua PC IMM Kota Medan, Fahmi Angga.

Maldini menyebut aksi yang mereka lakukan itu atas nama Aliansi Mahasiswa Peduli Kemanusiaan.

Dalam aksi yang dipimpin Koordinator Aksi, Yogik Irwan itu, mereka juga membawa keranda mayat sebagai bentuk rasa kekecewaan dan duka mendalam bagi para korban aksi 21-22 Mei di Jakarta. (ykw/dny)