Ketika kubah Guru Sekumpul atau Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Komplek Ar Raudhah tutup sejak tiga hari lalu, suasana sunyi teramat dirasakan para pedagang yang biasa berjualan di lingkungan kubah Guru Sekumpul. Bahkan pedagang merasakan bagai sudah berada di bulan puasa atau bulan suci Ramadan.
MARTAPURA, koranbanjar.net – “Kita sudah berbulan puasa duluan.” Demikian satu ungkapan satu pedagang yang masih berjualan di lingkungan Komplek Ar Raudhah Sekumpul, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Menyusul penutupan kubah Guru Sekumpul, karena adanya aktifitas renovasi kubah, sekaligus menindaklanjuti imbauan pemerintah untuk menghindari kegiatan yang melibatkan kerumunan massa, karena merebaknya penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Biasanya saya berjualan sampai jam lima sore. Berhubung kubah ditutup, jadi kami lebih cepat tutup berjualan,” ungkap pedagang setempat, Nahdi kepada koranbanjar.net, Jumat (27/03/2020), sekitar pukul 15.00 wita.
Ditanya soal dampak penutupan kubah Guru Sekumpul terhadap omset penjualan, Nahdi enggan menyebutkan lebih detil. Ketika kubah Guru Sekumpul buka dan banyak penziarah, memang tidak semua yang berbelanja. “Tidak mesti semua penziarah memang belanja,” ucapnya.
Sementara terkait omset paska penutupan kubah Guru Sekumpul, Nahdi mengungkapkan, saat kubah dibuka omset penjualan berkisar antara Rp1.000.000 hingga di bawah Rp3.000.000. Sedangkan paska penutupan kubah, omset yang diperoleh standar aja. Mengingat tidak ada penziarah yang datang, bahkan salat berjamaah saja di Musala Ar Raudha hanya diisi beberapa orang.
“Sementara ini jamaah yang salat di musala Ar Raudhah memang tidak banyak. Bahkan untuk salat Subuh aja, kadang cuma di isi hanya empat hingga 5 orang, termasuk imam,” katanya.
Nahdi merupakan pedagang yang sehari-hari berjualan souvenir di lingkungan Komplek Ar Raudhah Sekumpul. Seperti berjualan cincin, gelang, kalung, serta menjual kebutuhan ibadah lainnya.(sir)