MARTAPURA, koranbanjar.net – Warga Komplek Setia Damai, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar merasa sangat terganggu dengan adanya pengerjaan penanaman pipa SPAM Regional Banjar Bakula oleh PT Adhi Karya. Pasalnya, selama pengerjaan, pihak perusahaan telah menempatkan alat berat “semaunya” tanpa mempertimbangkan sarana jalan yang sering digunakan masyarakat setempat.
Warga Komplek Setia Damai, Hendra kepada koranbanbanjar.net, Minggu (11/03) pagi mengatakan, keberadaan alat berat telah menghalangi jalan di dekat rumahnya, sehingga mengganggu rutinitasnya dan warga lain.
Pihak perusahaan tidak memberikan akses jalan yang memadai untuk pengguna jalan. Meski tersedia, namun hanya bisa dilewati roda dua, sementara kebanyakan warga di sana kebanyakan menggunakan roda empat.
“Semua masyarakat pasti ngeluh, pertama jalan rusak, tidak bisa dilalui, sementara akses jalan untuk warga diputar dari Komplek Setia Damai, tembus ke dalam ke luar masih di pinggiran irigasi. Jadi masalah, jalan penghubung dari komplek kita ke jalan perjuangan atau jalan utama tidak dibuatkan. Ada, namun hanya bisa dilewati roda dua,” ujar Hendra.
Hendra menambahkan, pihaknya bersama warga lain telah menemui petugas proyek itu untuk mempertanyakan apakah telah dipikirkan untuk akses warga selama proyek berlangsung, namun bukan jawaban yang mengenakan didapat. Petugas proyek menjawabnya dengan nada tinggi dan terkesan arogan.
“Tadi kami sudah menanyakan ke pelaksana, apakah ini sudah dipikirkan untuk akses warga, karena akses kami cuma itu satu-satunya, tapi mereka malah menjawab dengan nada tinggi, bahwa tidak akan ada akses untuk warga, pokoknya selama pengerjaan misalkan seminggu, maka jalan harus ditutup selama satu minggu. Kan gak adil banget kalau kaya gitu,” ungkapnya.
Bahkan menurut dia, hasil pertemuan singkat dengan pihak petugas proyek, masyarakat memberikan solusi. Mengingat luasnya lahan yang dimiliki irigasi agar bisa dimanfaatkan untuk dijadikan jalan alternatif selama proyek berlangsung.
“Kami para warga memberikan solusi, ‘kan lahan milik irigasi ini sangat luas, kenapa tidak dimanfaatkan buat jalan alternatif, jadi tidak harus diputar-putar tidak karuan kayak gini,” ujarnya.
Selain itu Hendra juga mengaku bahwa dia dan semua masyarakat setempat sangat di rugikan dengan adanya proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya ini, jika hak masyarakat di abaikan seperti ini.
“Kita masyarakat pastinya sangat dirugikan. Hak kami mendapat keadilan terasa di abaikan seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu, Pengawas dari PT Adhi Karya, Santoso mengatakan, pihaknya mengaku berterima kasih kepada warga karena telah memberikan solusi, namun dia tidak memungkiri bahwa nanti ada penutupan akses secara penuh untuk kelancaran pengerjaan.
“Soal proyek ini, kita tidak akan menutup akses warga, namun kami meminta pengertiannya, karena proyek ini nanti pasti akan ada penutupan akses secara penuh, untuk kelancaran pengerjaan. Tapi tidak lama,” ujar Santoso.
Disinggung mengenai protes warga karena tidak adanya membikinkan jalan alternatif, Santoso mengaku menerima semua protes dan kritikan dan akan mempertimbangkan.
“Kita berterima kasih karena warga telah memberikan solusi kepada kita dan kita akan mepertimbangkan, kita selalu menerima semua protes dan kritikan, selagi itu dilakukan secara damai,” pungkasnya.
Proyek penanaman pipa air bersih SPAM itu dikerjakan PT Adhi Karya di sepanjang pinggiran irigasi, dengan total panjang 20 km, dengan waktu pengerjaan selama dua tahun. (sai/kie)