Keramahan Walikota Banjarbaru, Memiliki Kesan Tersendiri

Bisa mengenal pemimpin daerah yang satu ini mungkin adalah salah satu anugerah terindah dalam hidupku. Terjun ke dunia jurnalis dan bisa mengenal beliau lebih dekat mungkin juga telah menjadi suratan takdir-Nya yang Dia tulis sedemikian indah.

Aku mengenal beliau, belum genap satu tahun. Ya, tepatnya bulan Mei 2018 lalu. Saat acara HUT Satpol PP yang dilaksanakan di halaman kantor Setdaprov Kalsel.

Beliau terlihat gagah dan keren menggunakan setelan baju Satpol PP itu, aku memberanikan diri mengenalkan diri dan meminta izin wawancara usai upacara peringatan tersebut selesai diadakan.

Dengan ramah, beliau menyambut perkenalan dan permintaan izin wawancaraku. Dan saat aku mempenalkan diri beliau langsung mengingat Pimpinan Redaksiku yang telah beliau kenal jauh sebelum aku memutuskan menjadi jurnalis.

Aku sangat senang dan gembira tiada terkira, seseorang yang selama ini hanya kulihat wajahnya lewat poster, baleho atau spanduk yang terpasang di setiap sudut Kota Banjarbaru kini bisa diajak ngobrol dengan leluasa dan kujabat tangannya dengan erat.

Sejak saat itu, beliau mengingatku dan aku mulai suka mengikuti agenda kegiatan beliau kemanapun beliau pergi (asal masih di Banjarbaru, hehe).

Setiap agenda kegiatan beliau yang kudatangi, beliau selalu menyapaku atau membalas sapaanku di tengah-tengah kesibukan beliau menyapa orang-orang yang berhadir dalam acara itu.

SELFIE – Walikota Banjarbaru, H. Nadjmi Adhani saat berfoto selfie bersama Redaktur Koran Banjar, Siti Muhasanah

“Na” adalah panggilan yang selalu beliau suarakan untuk memanggilku, senang sekali rasanya saat beliau memanggilku seperti itu.

Walaupun beliau adalah satu-satunya pemimpin daerah atau Walikota yang kukenal, tapi aku sudah bisa bilang kalau beliau adalah pimpinan daerah paling ramah versiku (bukan bersi on the spot).

Kenapa aku bisa bilang begitu? Karena salah satu teman dekatku pun pernah mengatakan hal serupa. Beliau adalah orang yang ramah dan gampang mengingat seseorang yang sudah beliau kenal, bahkan temanku sempat merasa sungkan saat beliau menyuruhnya untuk duduk di sebelah beliau karena tak ada lagi kursi di belakang beliau yang tersisa.

Betapa ramah dan rendah hatinya pemimpin daerah yang satu ini juga kulihat saat beliau coba kuhubungi melalui fitur direct message dan juga pesan whatsapp.

Beliau selalu menyempatkan membalas meski itu hanya bentuk fitur menyukai atau emoji jempol (tanda apresiasi).

Bahkan suatu waktu seusai wawancara, beliau pernah mengungkapkan permintaan maafnya karena tak bisa menerima permintaan pertemananku di jejaring sosial Facebook. “Maaf Na lah, kada kawa (tidak bisa) menerima permintaan pertemanan di Facebook, penuh sudah temannya,” ujar beliau.

Aku juga sangat tak menyangka bisa seakrab ini dengan beliau. Saking senangnya, keakrabanku dengan beliau selalu aku pamer-pamerkan dengan orang-orang terdekatku termasuk kedua orangtuaku yang merespon positif tentang keramahan beliau sebagai pemimpin daerah.

Beliau juga adalah seseorang yang sudah merasa cukup untuk dirinya sendiri, oleh karena itu sejak menjadi lurah, camat dan sekarang menjadi orang nomor satu di kota kecil yang baru berusia 19 tahun ini, beliau mendedikasikan seluruh tenaga dan pikirannya untuk membuat inovasi dan menata kota kecil ini sehingga sekarang bisa menjadi “lebih cantik” dari sebelumnya.

Tak terhingga jumlah inovasi yang telah beliau torehkan selama hampir 3 tahun menjabat. Berapa puluh penghargaan juga telah diganjarkan untuk dedikasinya dalam melayani masyarakat Banjarbaru dan perubahan mencolok fisik Banjarbaru pun sudah bisa dilihat dengan mata telanjang.

Banjarbaru yang sekarang tentu lebih berwarna apalagi dengan hadirnya kampung-kampung tematik yang telah beliau resmikan. Nggak percaya? Coba tanya dengan salah satu warga Banjarbaru. Hehe

Mempunyai keluarga yang harmonis dengan kedua putri cantiknya yang salah satunya telah melepas masa lajang beberapa waktu lalu, membuat pemimpin daerah satu ini terlihat sempurna dan lengkap.

Rasa cintanya terhadap istri, beliau ungkapkan dan tunjukkan kepada semua orang dan menjadi sebuah inspirasi tersendiri.

Kemarin, tepatnya 27 September 2018 beliau tepat berusia 49 tahun. Di usianya yang sudah hampir setengah abad itu, rambutnya telah memutih dan kulitnya mulai menunjukkan beberapa keriput.

Jujur, saat pertama kali berjumpa dengan beliau aku kaget beliau telah terlihat cukup tua karena rambutnya yang telah memutih itu. Sangat berbeda dengan foto di poster, baleho maupun spanduk yang sering kulihat.

Ternyata, itu adalah foto 2 tahun lalu pada saat beliau baru menjabat. Itu menunjukkan, betapa beratnya tanggung jawab menjadi seorang pemimpin daerah karena dalam kurun waktu 2 tahun saja beliau sudah sangat terlihat perubahan (fisiknya).

Tapi di balik semua itu, kekuatan dan kesehatan beliau sangat diharapkan agar semua tugas dan tanggung jawab yang diembannya bisa terlaksana sesuai rencana.

Melalui tulisan ini, aku hanya ingin mendoakan beliau semoga tetap sehat dan bisa terus bisa memimpin kota kecil ini hingga selesai masa jabatan.

Selamat Milad ke-49 tahun Bapak Walikota Banjarbaru, Drs. H. Nadjmi Adhani, M.Si.

Barakallah Fii Umrik, Pak Wali.

Redaktur Koran Banjar

Siti Muhasanah