Kepala Kantor SAR Pernah Makan Tikus, Begini Kisahnya….(Bagian I)

BANJARBARU, koranbanjar.net – Bekerja atau berprofesi sebagai anggota penyelamat, seperti di lembaga Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan, tentunya bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahkan tak ubahnya seperti anggota TNI/Polri, yang harus siap mengorbankan jiwa dan raga.

Tidak terkecuali seperti yang dialami Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin, Mujiono, SE, MH. Sepanjang karirnya banyak peristiwa dan tragedi yang dialami hingga harus mempertaruhkan nyawa. Bahkan tidak jarang, dia harus hidup di pedalaman dengan bekal hidup seadanya dan makan seadanya, hanya untuk sebuah misi kemanusiaan.

“Saya pernah melaksanakan tugas di sebuah desa pelosok, namanya pelosok Datah Dawai di perbatasan Kalbar – Kaltim atau perbatasan Malaysia. Waktu itu, misi penyelamatan pesawat jatuh akibat menabrak gunung. Mulanya direncanakan hanya bertugas selama tujuh hari, tidak tahunya saya harus menjalankan tugas selama lima belas hari,” ungkap Mujiono saat diwawancarai koranbanjar.net, akhir pekan tadi.

Namanya bertugas di pedalaman, menurut dia, tidak ada makanan seperti halnya di kota, bekal yang dibawa pun sangat terbatas. Sehingga dia harus menyesuaikan diri, terutama bertahan hidup dengan makanan yang biasa dikonsumsi orang pedalaman.

“Saya pernah makan tikus yang berwarna putih itu lho. Karena orang pedalaman memang lauknya adalah tikus itu,” ungkap dia.

Mujiono menambahkan, operasi di pedalaman, seperti di Datah Dawai atau daerah Sintang Kalimantan Barat tersebut memang sangat berkesan. Selain telah berkumpul dengan orang-orang pedalaman, dia juga harus menyesuaikan diri hidup bersama orang pedalaman.

Diterangkan pula, selama menjalani karir sebagai pegawai Basarnas di beberapa daerah, tidak sedikit pengalaman yang pernah dialami. Termasuk perbedaan pengalaman bertugas di Kalimantan Timur, Barat dan Kalimantan Selatan.

Sejak bertugas di Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin (Basarnas) tahun 1996, pertama kali dirinya bertugas di Kota Balikpapan sebagai rescuer. Setelah itu, dia dipercaya menjadi Danpos Sangata Kutai Timur selama 6 tahun.

“Setelah menjabat sebagai Danpos, berikutnya saya dipercaya sebagai Kasiop di Balikpapan selama tiga tahun, kemudian menjabat Kepala Kantor di Balikpapan selama satu tahun tiga bulan,” jelasnya.

Salah satu komitmen yang harus dipegang teguh saat mulai bergabung di Basarnas, harus siap ditugaskan di mana pun. “Saat mulai bergabung, semua pegawai Basarnas harus menandatangani perjanjian bersedia bertugas di mana pun, dan itu disertai materai,” tegasnya.

Tidak hanya itu, masih banyak pengalaman yang dialami Mujiono, SE, MH selama melaksanakan tugas. Bahkan dia pernah dinyatakan meninggal dunia sebanyak 4 kali, saat melaksanakan operasi penyelamatan. Seperti apa kisahnya? Tunggu tulisan nanti. (bersambung/sir/kie)