Keamanan Diminta Persuasif Hadapi Aksi Demo

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Aksi pengrusakan yang dilakukan oknum mahasiswa saat menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah untuk segera menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar, patut menjadi renungan kita bersama.

Kalimat ini telah disampaikan Pakar Politik dan Ilmu Pemerintahan, Faturrahman Kurnain, saat wawancara dengan koranbanjar.net di ruangan Dosen Fisip ULM Banjarmasin, Selasa (18/09/2018).

Menurut Dosen Fisip Unlam Banjarmasin ini, kasus demo yang berujung pengrusakan oleh oknum mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Ilmu Sosial Kemasyarakatan (LSISK) perlu dicermati secara detil.

“Pola ketidakpuasan (deprivasi) mana yang cocok untuk menggambarkan kondisi yang terjadi, apakah decremental deprivation, aspirational deprivation atau progressive deprivation,” terangnya.

Ia mengharapkan jika aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa ke depan, dapat terbebas dari aksi anarkisme dan tindak kekerasan. Termasuk juga bagi pihak aparat keamanan agar bisa lebih menggunakan cara-cara yang lebih persuasif ketimbang langkah-langkah represif dalam mengahadapi rekan-rekan mahasiswa.

Karena menurut laki-laki berkepala plontos ini, kekerasan bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan.

Lebih lanjut Fatur berkata dengan menoleh ke masa lampau “mengapa kita tidak mengambil contoh gerakan politik “Ahimsa” Mahatma Ghandi yang berjuang dengan memilih jalan perjuangan politik anti kekerasan, atau mengapa kita tidak menggunakan cara-cara yang lebih manusiawi dalam menggelar aksi seperti yang pernah dilakukan oleh aktivis Revolusi Bunga di Portugal,” ungkapnya.

“Kita bisa melihat keberhasilan menggulingkan kediktatoran Antoni De Olivera Sulazan oleh warga sipil yang berbaur dengan militer di Lisabon pada tahun 1974. Mereka tumpah ruah turun ke jalan dengan menempatkan bunga anyelir pada laras senapan anggota militer,”cetusnya.

Revolusi bunga ini merupakan contoh kudeta tak berdarah yang ternyata bisa dilakukan dan berhasil mencapai tujuan politiknya. Artinya dalam konteks inj, demontrasi dapat dilakukan melalui aksi-aksi simpatik, bukan tidak mungkin tuntutan mahasiswa justru akan didengar pemerintah.(al/sir)