Kasus Mahasiswi Korban Lelaki Onani Mengguncang, Korban-korban Lain Terus Bersuara

Ilustrasi pelecehan seksual (Pixabay).
Ilustrasi pelecehan seksual (Pixabay).

Kasus pelecehan yang dialami seorang mahasiswi di Petukangan Utara, Jakarta Selatan,  membuat perempuan lain berani bicara secara terbuka, termasuk berbagi pengalaman mengalami pelecehan seksual di tempat umum.

JAKARTA, Koranbanjar.net – Suara.com jaringan koranbanjar.net merekam beberapa pengakuan perempuan pengguna Twitter, di antara mereka ada yang mengaku mengenali ciri-ciri lelaki yang beraksi di Petukangan Utara.

Para perempuan korban pelecehan mengalami trauma berkepanjangan, bahkan sampai dewasa.

Seorang perempuan A menceritakan pengalaman temannya B yang berasal dari Petukangan. Suatu hari, B  datang ke rumah A di daerah Joglo, Jakarta Barat, dengan mengendarai sepeda motor.

Begitu memasuki kompleks perumahan, B baru menyadari ada seorang pengendara sepeda motor  yang mengikutinya sampai ke depan rumah A.

Ketika B hendak memasukkan sepeda motor ke pekarangan rumah A, lelaki pengendara motor berhenti persis depan rumah.

Di luar dugaan, lelaki itu memanggil dan kemudian meminta B melihat kemaluannya.

“Posisinya itu sehabis Maghrib sekitar setengah tujuh, masih sore. Dan lo tahu nggak di belakangnya dia itu ada ibu-ibu tiga orang jalan lagi mau ngaji. Dan dia masih berani ngelakuin itu. Sakit jiwa!”

Pada saat kejadian, B mengenakan hijab, kata A, “Pakaiannya sangat amat sopan.”

Apa yang disampaikan A tentang penampilan temannya sekaligus untuk menepis anggapan sebagian masyarakat bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban mengenakan pakaian terbuka sehingga mengundang hawa nafsu.

Setelah menyaksikan perawakan pelaku dalam video pelecehan yang dialami mahasiswi di Petukangan Utara yang viral,  A  yakin sekali, “Ciri-cirinya sama persis motor Vario biru abu-abu. Orangnya agak gendut dan matanya rada sipit. Karena gue ngeliat mukanya sumpah jelek banget itu setan asli. Temen gue sampai trauma kalau ke rumah gue sendiri.”

A berharap pelaku segera ditangkap karena kelakuannya dia anggap sudah meresahkan.

Seorang perempuan pengguna Twitter yang lain berbagi pengalaman serupa.

Kejadiannya ketika dia dan temannya mengendarai sepeda motor untuk kegiatan kerja kelompok.

Untuk menuju rumah teman sekolah, mereka melewati persawahan.

“Pas gua sampai di sawah, gua ngeliat bapak-bapak berhenti di pinggir sawah, kirain gua sama temen gua tuh bapak-bapak mau pipis. Eh tahunya bapak-bapak lagi coli, njir.”

Perempuan yang lain lagi mengalami pelecehan ketika masih duduk di bangku SMP.

Pelecehan terjadi ketika dia dan temannya dalam perjalanan pulang dari sekolah.

“Gue sama temen gue jalan di gang yang biasa kita lewatin, di situ kebetulan cuma kita berdua yang lewat, padahal biasanya ramai. Nah kita lihat ada cowok bawa motor berhenti di tengah gang, tangan kanannya dari jauh nggak kelihatan lagi ngapain.

“Setelah kita udah deket sama si cowok tadi, gue lihat dengan jelas dia lagi megang ‘barangnya’ maaf dikocok gitu, terus gue sama temen gue kabur lari kenceng banget. Sampai gue hampir mau jatuh. Terus setelah itu dia pergi.”

Kejadian tersebut membuat mereka shock untuk beberapa waktu.  Walau setelah dewasa perasaan tertekan itu sudah hilang, pengalaman buruk masih terekam.

“Sumpah gue sih sekarang udah biasa aja, tapi kadang kalau dipikir kok gila tuh orang.”

Pengalaman serupa dialami perempuan yang lain lagi. Kejadiannya sewaktu dia masih duduk di bangku SMP, meskipun sekarang sudah menjadi mahasiswi, pelecehan hari itu tak pernah bisa dilupakannya.

“Hampir sama kayak gini, cuma pelakunya langsung dikeluarin anunya di depan mata gue.”

Ketika itu dia duduk di kelas sembilan. Hari itu, sekolah menyelenggarakan suatu kegiatan. Dia tiba di sekolah jam setengah enam pagi, padahal acara baru mau dimulai jam delapan.

“Dan pas gue sampai di sekolahan karena sekolahan gue belum buka, gua duduk di tangga toko depan sekolahan gue. Nggak lama gue duduk ada orang kayak bapak-bapak gitu naik motor berhenti di depan gue. Awalnya gue kayak biasa saja. Eh ternyata lama banget dia berenti di depan gue, dan gue udah mulai curiga.”

“Karena dia di motor itu kayak diem doang gitu sempet ngelirik gue beberapakali. Dan ya dia turun dari motornya terus ke arah gue langsung ngeluarin itunya ke depan muka gue.

“Gue langsung shock dan kabur pas itu juga. Untung aja nggak ngikutin dianya. Dan sekarang gue sudah kuliah, jadi trauma trauma kalau duduk di tempat sepi sendirian.”

Korban lain lagi menggambarkan pengalaman pelecehan seksual yang sampai sekarang masih dia tutupi dari keluarga, tetapi keberanian mahasiswi Petukangan Utara membuat dia merasa harus bersuara, meski lewat media sosial.

Suatu hari dia pulang dari sekolah sendirian. Dia didekati seorang lelaki dewasa yang mengendarai sepeda motor. Lelaki itu mengajaknya dengan alasan untuk membantu mengantarkan kue untuk anaknya.

Secara rinci dia menceritakan tindakan tak senonoh yang diterimanya dalam keadaan tak berdaya.

“Sehabis itu udah lama dia gituin gua, terus gua dibalikin lagi ke tempat pertama kita ketemu. Itu kelas lima SD, masih nggak tahu apa-apa cuma bisa nangis karena dikira mau diculik.”

“Kejadiannya sudah lama, tapi masih ngebekas di otak.”

Dengan banyaknya pelecehan, perempuan pengguna Twitter mendesak otoritas terkait untuk tidak tinggal diam.

Pelaku harus dihukum untuk membuat jera yang lain, supaya tidak jatuh korban lagi di masa mendatang. (suara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *