Sejak 3 Juni lalu, jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Kalimantan Selatan tembus angka 1.000. Kini angka tersebut tersebut terus merangkak naik. Per hari ini, 7 Juni 2020, jumlah kasus positif Covid-19 mencapai angka 1.285. Rinciannya, 1.079 orang dalam perawatan rumah sakit dan karantina khusus, 108 sembuh. 98 meninggal.
BANJARMASIN, Koranbanjar.net – Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Nasional Doni Monardo mengatakan, tingginya kasus Covid-19 di Kalsel disebabkan ada banyak masyarakat yang ikut acara ijtima di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa bulan lalu.
“Ternyata setelah dijelaskan Kadinkes Kalsel, 60 persen kematian ialah dari kluster Gowa,” katanya, saat berada di Banjarmasin, Minggu (7/6/2020), usai kunjungan kerja di Banjarbaru.
Oleh karena itu, Doni meminta masyarakat Kalsel yang dulunya berangkat ke Gowa, segera melaporkan diri ke petugas kesehatan setempat. Hal itu perlu dilakukan agar petugas bisa memeriksa pemeriksaan warga bersangkutan.
“Lebih dari 2.000 orang datang dari Gowa. Sementara yang terdaftar menurut Dinas Kesehatan hanya 900 orang. Sisanya dapat melapor ke Dinkes setempat,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pencegahan Covid-19 di tingkat masyarakat di antaranya bisa diawali dengan observasi secara kelembagaan maupun di daerah masing-masing. Dengan demikian, diharapkan peserta ijtima di Gowa yang belum terdata bisa secara mandiri melapor ke pihak terkait.
Info Grafis 5 Klaster Corona di Banjarmasin
“Kalau positif, tidak ada gejala, ringan saja, bisa dirawat di rumah, tetapi kalau sakit tentu harus dirawat di rumah sakit. Ini penting karena kalau tidak segera kita temukan maka kita tidak mampu memutus mata rantai penularan,” bebernya.
Menurut dia, jika yang terpapar Covid-19 berusia muda dan sehat, bisa jadi pengaruhnya tidak terasa secara langsung, karena bisa sembuh dengan mandiri. “Tetapi kalau yang terpapar punya penyakit (bawaan), maka berisiko tinggi menimbulkan angka kematian,” ujarnya
Baca juga: Satu Orang Kluster Gowa di Balangan Terkonfirmasi Positif
Pada kesempatan itu, Doni juga meningatkan tentang pentingnya kerja sama antar komponen masyarakat dengan metode kolaborasi berkonsep pentahelix berbasis komunitas.
“Kita tahu semua bahwa di Kalimantan Selatan ada kekuatan kearifan lokal. Itu bisa dimanfaatkan. Tolong pimpinan daerah mengikutsertakan tokoh-tokoh adat, agama dan pemuda (untuk mebantu mencegah Covid-19),” pintanya.
Baca juga:
Mengenal 17 Istilah yang Sering Terdengar dalam Kasus Virus Corona
Dampak Corona, Warga Banjarmasin Banyak Jual Motor Demi Tutupi Kebutuhan
Keterlibatan para tokoh masyarakat yang dimaksud ialah dalam hal sosialisasi, edukasi, termasuk ikut dalam upaya pelacakan penularan Covid-19.
“Bantulah petugas. Kalau tidak, kapan lagi wabah Covid ini berakhir. Modal sosial kita yang terkuat adalah gotong royong,” ucapnya. (ags/dny)