Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Kalsel Lewati Batas Maksimal Inflasi. Gubernur; Jangan diam seribu bahasa!

Avatar
229
×

Kalsel Lewati Batas Maksimal Inflasi. Gubernur; Jangan diam seribu bahasa!

Sebarkan artikel ini

BANJARBARU, koranbanjar.net – Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 4,11 persen. Hal tersebut dikatakan Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Kalsel Rahmat Dwi Saputra, sudah melewati batas maksimal yakni 4,5 persen.

“Yang menjadi penyebab, karena inflasi harga barang ditentukan harganya oleh Pemerintah. Sebelumnya, deflasi -1,07 persen sedangkan sekarang inflasi 0,36 persen,” ujarnya saat pemaparan materi dalam rapat koordinasi (rakor) daerah TPID Se-Kalsel semester II.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ketika dikonfirmasi, Senin (18/11/2019) siang di ruang PM Noor Kantor Setdaprov Kalsel, Banjarbaru. Inflasi di tahun 2019 ini cukup konsisten seperti beras, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, ikan air tawar maupun cabe merah.

“Selain itu, perkuat kecukupan pasokan melalui peningkatan produksi daerah, pemenuhan dan penyaluran pasokan juga sinergi antara instansi dan kerjasama antar daerah ataupun antar kabupaten kota,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, rakor tersebut mengangkat tema Sinergi Dan Inovasi dalam mendukung ketersediaan pasokan kelancaran distribusi pangan.

Menurut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, setiap tahun tidak terlalu menyakitkan bagi semua. Namun, tetap perlu ditingkatkan masing-masing instansi terkait guna mendorong ke arah yang lebih baik.

“Bergerak selalu, memang pada beberapa point masih adanya terdapat hambatan. Perlunya sinkronisasi yang berkompeten dan sinergritas. Terutama sektor pertanian, dan perkebunan dalam menciptakan ketahanan pangan di Kalsel. Adanya inflasi di Kalsel juga harus mendorong semua sektor,” bebernya.

Indonesia terkenal sebagai negara agraris, lanjutnya, apalagi di Kalsel sehingga jenis tanaman dan tumbuhan nyaris semua bisa hidup dimana saja.

“Jangan sampai menjadi pertanyaan besar, kenapa di negara agraris ini kita harus impor. Begitu inflasi terjadi di Kalsel, maka kita merasakan semua masyarakat lambung mangkurat,” tegas paman birin sapaan akrabnya.

Dirinya mengimbau, kepada semua instansi harus bergerak, untuk menjaga semua dan menciptakan yang belum seimbang menjadi seimbang. Tentunya, perlu kerjasama dan gotong royong apalagi tantangan kita yang semakin besar yakni Ibu Kota Negara yang akan segera pindah ke Kalimantan.

“Jangan diam seribu bahasa,” tandasnya. (ykw/maf)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh