Jutaan Jamaah “Banjiri” Haul Abah Guru Sekumpul Meski Diguyur Hujan

MARTAPURA, Koranbanjar.net -Peringatan Haul akbar ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul pada minggu (25/3) malam tadi, dibanjiri jamaah yang diperkirakan jumlahnya lebih dari satu juta yang datang dari berbagai pelosok daerah di Indonesia bahkan luar negeri.

Dari pantauan koranbanjar.net, banyaknya jama’ah yang memadati disegala sudut jalanan yang ada di Martapura,  hal itu menjadi tanda cintanya masyarakat kepada waliyullah yang lahir di Desa Tunggul Irang Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, 11 Februari 1942 silam.

Sememtara acara dimulai dengan shalat maghrib berjamaah,  dilanjutkan dengan melantunkan Syair Maulid yang dibawakan langsung oleh dua putra Abah Guru Sekumpul yakni Muhammad Amin Badali dan Muhammad Hafi Badali.

Namun selagi para jama’ah sedang khusuk mengikuti lantunan syair maulid,  tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya.  Meski cuaca tidak bersahabat,  namun antusias para jama’ah tidak diragukan lagi,  ada yang menutup kepala mereka dengan kresek bahkan ada yang mengikuti syair maulid meski harus kehujanan.

Pas menjelang pembacaan maulid hujan cukup lebat, sehingga sebagian besar jamaah memilih tempat yang teduh, meski lokasi beratap sudah sesak, namun jamaah masih tertib terkendali.

Usai maulidan, acara tahlil dipimpin oleh Guru Masdar. Dzikir Nasyid menambah kekhusyukan jamaah. Usai shalat isya berjamaah
yang diimami Guru Saaduddin di mihrab mushalla, rangkaian acara haul selesai.

Sebelumnya, pukul 17.51 Wita Jokowi tiba di gerbang kubah dan menuju mushalla. Rupanya jalan yang dilalui ialah Jl Pendidikan
ke Guntung Alaban dan rumah makan cepat saji AZ. Orang nomor satu di Indonesia tersebut mengenakan jas warna biru kopiah hitam dan mengenakan sarung.

Jokowi sempat bersalaman dengan beberapa jamaah, kemudian disambut Bupati Banjar,  Khalilurrahman, imam mushalla Guru Sa’aduddin dan sejumlah ulama. Sebelum maghrib jamaah sama-sama membaca wirid sore.

Sesudah dzuhur jalan Sekumpul sudah sangat sesak. Kantong-kantong parkir pun perlahan-lahan terisi. Warga yang berbaik hati tampak membagi-bagikan makanan ringan maupun minuman gratis kepada jamaah. Sebagian ada pula yang rebutan karena sangat ingin melepas lapar atau dahaga. Namun sepanjang jalan maupun di posko relawan sudah menyiapkan minuman kemasan, juga lokasi wudhu yang memudahkan jamaah.

Uniknya, ada komunitas Para Pecinta Abah Guru Sekumpul (PPAGS) yang dikoordinir Jali atau Bang Jali mengadakan angkutan gratis bagi tamu yang jauh hampir dari seluruh Indonesia.

“Ada tamu dari Tambilahan Riau masih zuriat Guru Idham. Juga dari Yogya dan lain-lain. Ada 15 mobil dan 15 ojek. Ini langkah rintisan semoga ke depan jadi lebih baik dan ramai,” harapnya.

Relawan di dalam regol harus menerapkan kebijakan buka tutup pagar, demi ketertiban di area Mushalla Ar Raudhah. Sedikit demi sedikit, shaf di dalam regol terisi penuh. Pada pukul 15.00 Wita dilakukan buka pagar. Desak-desakan terjadi namun dengan kesabaran relawan tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Sementara jalur VVIP buat jalur habaib, ulama dan pejabat disiapkan di AZ Guntung Alaban, kemudian langsung menuju gerbang
kubah Syaikh Muhammad Zaini atau Abah Guru Sekumpul.

Pada pukul 15.15 pintu regol kembali dibuka relawan dan untungnya tidak sampai rebutan.

Shalat Ashar tampak beda dari tahun sebelumnya. Sang imam, posisinya mengambil di tepi regol makam, tidak lagi di paimaman
mushalla. Ini sangat positif sehingga jamaah yang ada di area jalan ke kubah bisa ikut serta menjadi makmum. Pengalaman sebelumnya ribuan jamaah yang ada di area kubah mesti berimam sendiri terpisah dari shalat jamaah di mushalla.

Selepas ashar diputarkan ulang ceramah Guru Sekumpul terkait ruh ruh yang saling cocok dan ruh-ruh yang tak bersesuaian. Menurut beliau, suami istri bisa terpisah karena boleh jadi ruh mereka memang tidak cocok.

Beliau meneruskan bahwa orang yang mau bemimpi ketemu Nabi Muhammad karena orang itu cocok ruhnya dengan nabi. Guru Sekumpul menyarankan agar membaca kitab karangan orang saleh sebagai teman menjalani hidup. Sebab bisa saja semua orang hingga keluarga menjauh, maka agar jangan stres lebih baik membaca kitab

Bahkan, Kyai Fuad asal Yogyakarta mengistilahkan Guru Sekumpul sebagai mazhar atau prototipe-nya Rasulullah SAW.

“Kawan saya Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) itu, seorang kyai yang kalau kita sebutkan Rasulullah dan juga Abah Guru Sekumpul, beliau akan takzim. Padahal, dia terkenal agak ‘nakal’ atau sedikit nyentrik meski dengan ulama sepuh,” kata Kyai Fuad yang merasa senang bisa kembali hadir di Martapura dengan membawa sejumlah santrinya. (sai)