Jual Makaroni, Pemuda Barabai Hasilkan Omset Puluhan Juta Rupiah Perbulan

Muhammad Fauzan Owner Makripau. (Foto: Muhammad Ramli/Koranbanjar.net)
Muhammad Fauzan Owner Makripau. (Foto: Muhammad Ramli/Koranbanjar.net)

Mengenyam pendidikan perguruan tinggi di tahun 2015 yang lalu dengan hanya mengandalkan beasiswa dari Pemerintah Pusat, Muhammad Fauzan (26) warga Desa Ayuang Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terpaksa harus memutar otak demi memenuhi segala kebutuhan hidup di perantauan.

BARABAI, Muhammad Ramli.

Koranbanjar.net – Fauzan atau Ipau, begitulah kerabat dan masyarakat memanggilnya. Pemuda kelahiran 26 tahun yang silam ini hanya seorang anak petani dari kalangan warga kelas menengah kebawah.

Setelah lulus dari salah satu SMA di kota Barabai, Fauzan mengikuti program beasiswa untuk menimba ilmu diperguruan tinggi di Kota Banjarmasin, dengan prestasi yang dimilikinya, akhirnya dia bisa mengenyam bangku kuliah melalui jalur beasiswa.

Hidup di kota orang tentunya memikirkan untuk biaya hidup, walaupun biaya kuliah sudah ditanggung karena jalur beasiswa, namun dirinya tetap tidak mau membebankan keluarga maupun orang tuanya yang berada di Barabai.

Demi biaya hidup yang tidak mau membebankan kepada keluarganya, Fauzan sempat menjadi Sales, MC, Kurir, Bahkan pernah ikut orang di EO (Even Organizer).

Disela aktifitasnya sebagai seorang Mahasiswa Program studi ilmu pemerintahan (konsetrasi ilmu politik) fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas lambung mangkurat Banjarmasin, Fauzan memberanikan diri membuka bisnis sendiri, padahal pada saat itu tidak sesuai dengan jurusan kuliah yang diambilnya.

“Tahun 2017 , saat itu saya ber umur 21 tahun memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri, dan mengajak keluarga yang berada di Barabai,” ungkapnya.

Untuk modal saja Fauzan sempat berpikir keras untuk bisa memulai usahanya sendiri.

“Awal modal ini yang membuat saya merasa agak lucu,” ujarnya, saat eksklusif ditemui koranbanjar.net , Minggu (18/12/2022) sore di Caffe Sabanua Barabai.

“Biaya kos perbulannya dahulu Rp 300.000 namun dibayar nya per enam bulan, jadi Rp 1.800.000 , saat itu, saya ada uang segitu, dan untuk membuka usaha ini sudah saya niatkan, namun kendalanya, jika saya bayar uang kos, usaha yang sudah saya niatkan tadi tidak bisa, namun jika uang tersebut saya gunakan untuk memulai usaha, tidak bisa bayar kos, sempat beberapa waktu berpikir, akhirnya saya putuskan untuk tidak bayar uang kos dan menjadikan uang tadi sebagai modal awal untuk membuka usaha” ujarnya.

Beruntung, Fauzan dibantu oleh rekan satu kosnya, yang mau membantu dirinya untuk membayar uang kos tersebut.

Sibuk menuntut ilmu sebagai seorang mahasiswa bukan menjadi hambatan untuk berbisnis di usia muda. Hal itu dibuktikan oleh Fauzan atau Ipau hingga sekarang dan dirinya aktif sebagai anggota Komisioner Panwaslu Kecamatan Barabai.

Di sela-sela kuliah, pemuda ini sudah memulai usaha makanan ringan yang diberi nama “Makripau (Makaroni Si Ipau)”. Ia merintis bisnis tersebut pada usia 21 tahun yang masih berstatus sebagai Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat.

Memulai usaha sambil kuliah di Banjarmasin, Fauzan mengikutsertakan maskot Bakantan di kemasan produknya sendiri.

Awal mula munculnya ide makripau ini karena banyaknya peminat dari snack sejenis, tapi ternyata produk makanan yang sering ia temui di supermarket dan minimarket itu merupakan produk impor.

Berangkat dari situlah, Ipau terdorong untuk membuat produk sejenis untuk menunjukkan bahwa produk dalam negeri bahkan produk UMKM juga mampu bersaing dengan produk luar.

Awal merintis, Fauzan hanya menawarkan produknya dengan sistem online, dari sistem tersebut keuntungan Fauzan perbulannya hanya sekitar 300.000 an.

Di akhir tahun 2019 Fauzan memberanikan diri untuk menawarkan produk nya di Pasar modern, dengan masih menggunakan kemasan yang bisa di bilang masih jauh dari penampilan yang menarik

Dampak Corona di tahun 2020 yang lalu sangat dirasakan oleh Fauzan, dia sempat mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena berdampak terhadap pengiriman barang yang dia suplai ke pasar modern.

Meskipun dampak covid-19 cukup memukul bisnisnya, Fauzan yang sekarang aktif sebagai Wakil Ketua KADIN bidang industri kreatif Kabupaten Hulu Sungai Tengah tak pernah putus asa.

Di tahun 2021 bangkitnya dari masalah pandemi Covid-19, Fauzan mengganti kemasan nya yang dahulu hanya menggunakan kemasan bening kini ia beralih ke kemasan yang lebih moderen dan nampak lebih cantik dipandang.

Dari keterpurukan dan berkat kerja kerasnya, kini Fauzan berhasil meraup keuntungan mencapai puluhan juta rupiah.

Lulus dari kuliah di tahun 2019 yang silam lantas Fauzan tidak mau bergantung pada usaha bisnisnya sendiri, yang sekarang sudah menghasilkan omset puluhan juta rupiah.

Saat ini ia bekerja di Kantor Dinas Sosial sebagai staf perencanaan dan pelaporan pengendalian penduduk keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kabupaten hulu sungai tengah, lagi-lagi tidak sesuai dengan jurusan yang dia ambil waktu masih mengenyam bangku kuliah.

(mdr/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *