Jembatan Gantung Saka Bundung Desa Tanipah, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar kini nyaris runtuh, sejak diterjang arus deras air pasang di sungai ditambah hujan disertai angin ribut bulan lalu. Keadaan jembatan ini sudah mengancam keselamatan warga setempat.
BANJAR, koranbanjar.net – Pantauan media ini di lapangan, badan jembatan sudah jatuh ke bawah hampir menyentuh permukaan sungai yang muaranya dekat dengan laut. Kontruksi jembatan bergelombang seperti ‘naga’.
Menurut keterangan warga setempat yang tinggal tak jauh dari jembatan, Syaripuddin kepada media ini, Minggu (26/12/2021), usai kejadian itu, pernah diperbaiki pemerintah yakni mengganti pondasi jembatan dari bahan kayu ulin, namun tak lama kurang lebih 20 hari pondasinya kembali patah.
“Padahal kalau hanya arus sungai dan angin ribut tidak apa- apa, ini pas ada tumpukan sampah besar kayu-kayu dan eceng gondok menabrak pondasi jembatan, akhirnya patah karena tidak mampu menahan kuatnya arus yang membawa sampah itu,” cerita Syaripuddin yang akrab dipanggil Ulak Udin.
Lanjut, dirinya berpendapat jika akan datang diperbaiki dengan tipe dan bahan yang sama, paling lama 1 tahun akan rusak atau patah lagi.
“Saran aja, kalau bisa pondasi bawah diganti dengan beton, biar atasnya kayu, sebab kalau masih kayu, paling satu tahun patah lagi, selain arus sungai sangat deras di samping itu digerogoti kapang (jenis kerang),” ucapnya.
Lebih miris lagi, jika air pasang badan tengah jembatan yang hampir menyentuh permukaan sungai itu terendam.
“Kalau sudah terendam, warga sudah tidak berani lagi menyeberang, khawatir kalau terjadi apa-apa karena arusnya deras,” tambahnya.
Warga lainnya, Haji Harun, yang dituakan warga setempat mengaku sudah 5 kali ikut memperbaiki jembatan tersebut. Menurut laki – laki berumur 70 tahun ini, setiap perbaikan jembatan dirinya selalu dilibatkan.
“Kami sangat memohon kepada pemerintah setempat agar segera diperbaiki atau diganti jembatan ini, karena ini sentral penyeberangan warga khususnya anak-anak sekolah,” tuturnya.
Dikisahkan, keberadaan Jembatan Saka Bundung berusia hampir 50 tahun. Asal mula hanya berupa jembatan penyeberangan pondasinya berupa batang kelapa.
“Kemudian lantainya dari bambu, setelah itu diganti ulin hingga sekarang,” kisahnya.
Ironisnya, perbaikan jembatan selama ini paling banyak dari dana swadaya masyarakat.
“Rasanya hampir 20 tahun ini tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah,” ungkap pria tua yang mengaku sejak lahir sudah tinggal di Desa Tanipah.
Sementara Kepala Desa (Pembakal) Desa Tanipah Badaruddin saat dihubungi media ini via telepon mengatakan, sebelumnya telah dilakukan musyawarah dengan pihak Pemkab Banjar membahas Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2022.
“Dalam musyawarah itu pemkab berencana memperbaiki atau merehab jalan titian yang rusak, dan hari Kamis ini PUPR Kabupaten Banjar datang meninjau ke lokasi jembatan,” terangnya.
Menurutnya, pembangunan yang bisa didanai dari alokasi dana desa direalisasikan. Sedangkan, pembangunan yang dananya besar akan diusulkan melalui Pemkab Banjar, Pemprov Kalsel atau pemerintah pusat.
“Kami berharap tahun depan sudah bisa dikerjakan pembangunan jembatan, kasihan anak – anak sekolah,” harapnya.
Diketahui ada dua sekolah di desa dekat jembatan, Sekolah Dasar Tanipah dan Madrasah Tsanawiyah Tanipah, di mana menuju ke dua sekolah itu jalan satu-satunya paling dekat hanya melewati jembatan gantung itu.(yon/sir)