MANDASTANA – Setelah ambruknya jembatan Tanipah pada 17 Agustus lalu, PT Citra Bangun Abadi selaku pemilik proyek bangunan jembatan Tanipah, sudah membangun jembatan darurat tepat di samping jembatan Tanipah dengan tujuan sebagai pengganti fungsi sementara sambil menunggu hasil penyebab runtuhnya jembatan Tanipah.
Namun, meski demikian, jembatan darurat yang dibuat dari bahan serba kayu yang sudah berfungsi sekitar dua minggu ini diakui Kepala Desa Bangkit Baru Muhammad Alek belum bisa sepenuhnya memenuhi harapan warga yang sebenarnya menginginkan adanya pembuatan ulang jembatan Tanipah yang bersifat permanen.
Ditambahkan Alek, memang sebelumnya ia selaku Kepala Desa Bangkit Baru dan Kepala Desa Puntik Luar serta Kepala Desa Tanipah mewakili warga desa masing-masing meminta kepada pihak PT Citra Bangun Abadi agar segera dibuatkan jembatan darurat, karena keberadaan kapal ferry yang didatangkan oleh pihak PT Citra Bangun Abadi hanya berlaku dalam jangka satu bulan saja.
Oleh karena itu, menurut Alek pihaknya meminta dibuatkan jembatan darurat dan sekarang jembatan darurat sudah bisa digunakan sekitar dua minggu ini (2/10). Memang keberadaan jembatan darurat sangat membantu para warga, akses jalan kembali terhubung. Saya pribadi pun merasa senang. Namun sayangnya jembatan darurat itu hanya bisa digunakan pejalan kaki, sepeda, sepeda motor dan gerobak saja, tidak bisa digunakan oleh mobil atau kendaraan bermotor roda tiga,” tuturnya.
Karena tidak bisa digunakan oleh mobil dan kendaraan bermotor roda tiga, keberadaan jembatan darurat pun tak banyak berdampak positif untuk kembali mendongkrak perputaran perekonomian warga. Pasar Senin Tanipah yang sebelumnya dipindah ke desa Bangkit Baru pasca ambruknya jembatan Tanipah, masih belum bisa kembali sepenuhnya ke desa Tanipah.
Menurut Alek hal itu dikarenakan ada banyak pedagang yang datang dari luar kecamatan Mandastana dengan menggunakan mobil. "Makanya sekarang pasar Senin Tanipah terbagi menjadi dua titik. Satu titik di desa Tanipah yang pedagangnya memang berasal dari warga desa Tanipah, di titik lainnya masih bertahan di desa Puntik Luar yang posisinya bersebarangan dengan desa Tanipah,” bebernya.
Selain itu Alek meneceritakan ambruknya jembatan Tanipah juga berdampak pada harga tanah milik warga setempat. Selagi jembatan Tanipah belum ambruk, harga tanah di sini masih bisa di jual dengan harga tinggi, peminatnya pun banyak. Tapi sekarang jual beli tanah di sini sepi dan tak bisa dijual dengan harga tinggi,” tutupnya. (dny)