BAKUMPAI – Sebuah jembatan tak layak pakai yang berada di Jalan Atak Iberamsyah Desa Batik Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala (Batola) sangat memprihatinkan.
Kondisi jembatan tersebut bahkan hingga sekarang makin parah dan rawan patah, sehingga memaksa warga setempat menguruk jembatan tersebut dengan tanah, bebatuan serta dari batang-batang pohon kelapa agar masih tetap bisa dipakai.
Menurut keterangan Syahfuddin, warga desa Batik, kondisi jembatan yang dibangun di atas sungai Sakaramai itu sudah sekitar setahun ini kondisinya seperti itu. “Tidak ada perhatian dari pemerintah. Hanya bisa-bisa warga saja mengakalinya agar jembatan itu bisa tetap dipakai,” ujarnya.
Dengan kondisi jembatan rawan patah seperti itu, Syahfuddin menceritakan, ia dan warga lain sangat mencemaskan warga setiap kali melintas di jembatan itu. “Yang kami cemaskan jembatan itu patah pada saat ada warga melintas di atasnya, pasti membahayakan dan menimbulkan korban,” katanya.
Ketua RT II desa Batik, Adul, membenarkan kondisi jembatan Sakaramai itu sudah sekitar setahun ini rusak parah dan sangat membahayakan bagi pengguna jalan setiap kali melintas di jembatan tersebut.
Adul mentuturkan dalam setiap minggunya selalu saja ada pengguna jalan yang hampir jatuh, , hingga terserempet ketika melwati jembatan Sukaramai.
Menurut Adul pengguna jalan yang jadi korban kebanyakan dari pengendara sepeda motor yang berasal dari jauh yang belum hapal jalan. Sehingga mereka banyak yang terkejut ketika mau menyeberangi jembatan yang sebelumnya dikira baik-baik saja padahal rusak parah.
“Jadi kalau dikatakan jembatan Sukaramai belum menelan korban, itu salah. Dalam setiap minggu selalu ada yang mau jatuh dan jatuh dari motornya, karena kaget ketika menaiki jembatan. Hanya saja setiap korban mengalami jatuh ringan, belum ada korban parah,” bebernya.
Dalam menanggapi kondisi jembatan Sukaramai dengan kondisi rawan patah di Jalan Atak Iberamsyah yang sebenarnya bisa menghubungkan para pengendara ke Marabahan, Banjarmasin, hingga Rantau itu, menurut Adul, ia sudah meminta tolong kepada pihak kepala desa Batik sekitar enam bulan yang lalu pada rapat di balai desa Batik. “Saya mengatakan kepada pihak kepala desa, tolong kerusakan jembatan Sukaramai diusulkan pihak Kepala Desa agar diperbaiki pemerintah. Hasilnya, usulan saya mengenai jembatan itu memang dimasukkan, tetapi hingga sekarang tak juga ada perbaikan,” ungkapnya.
Rusaknya jembatan Sukaramai itu diakui Adul juga membuat dirinya takut. Bahkan menurutnya, ia sering juga mendengar keluhan warga mengenai rusaknya jembatan tersebut. “Banyak warga mengkhawatirkan tentang keberataan jembatan Sukaramai yang hampir patah itu. Kami sangat mencemaskan rusaknya jembatan itu yang sangat berpotensi memakan korban hingga luka parah. Apalagi bila sore hari, banyak anak bermain di pinggir jembatan,” tutupnya. (dny)