Religi  

Jalan Kayu Tangi Banjarmasin Macet Total, Antrian Truk Sepanjang 3 Kilometer

Jalan Kayu Tangi di Kota Banjarmasin, Kalsel mengalami macet total. Antrian kendaraan angkutan barang, baik truk maupun angkutan logistik lainnya berderet sepanjang 3 kilometer. Hal ini terjadi sejak akses jalan Sungai Tabuk atau Km 17 sudah tidak dapat dilewati akibat banjir dan rusaknya jalan di kawasan itu.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Salah satu penyebab kemacetan Jalan Kayu Tangi Banjarmasin itu disebabkan jembatan lama di samping proyek pembangunan  jembatan Alalak di Kayu Tangi Ujung telah ditutup. Kecametan juga dikarenakan kendaraan pengiriman barang menunggu berhari-hari untuk bisa tembus ke Kabupaten Batola karena harus naik kapal feri.

Oleh sebab itu, beberapa asosiasi dan organisasi kendaraan angkutan barang meminta jembatan lama di samping proyek pembangunan jembatan Alalak di Kayu Tangi Ujung agar segera dibuka.

Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia(Aptrindo) juga Ketua Asosiasi Logistik Logistik dan Forwarder Indonesia(ALFI), Bambang Supriono kepada koranbanjar.net saat berada di kantor DPRD Kalsel Banjarmasin, Rabu (27/1/2021) menyampaikan, pihaknya memohon kepada instansi terkait, Dinas Perhubungan Prov Kalsel, Balai Jalan Nasional, serta PT Wika Pandji KSO selaku penanggung jawab jembatan tersebut, agar jembatan itu dibuka.

“Hal itu dapat mengurai kemacetan, meringankan beban driver dan kami minta yang lewat hanya truk kosong, nggak usah yang isi, kalau yang bermuatan barang silakan lewat kapal feri saja,” terangnya.

Namun jembatan masih belum dapat dibuka hingga akhirnya persoalan ini dibawa ke meja dewan Kalsel, para asosiasi dan organisasi angkutan barang meminta penyelesaian kepada Komisi III DPRD Kalsel.

Lanjut dijelaskan Bambang, dirinya hanya meminta kebijaksanaan instansi atau lembaga terkait membuka jembatan ini walau dengan aturan.

“Misal jembatan itu hanya untuk kendaraan proyek, kalau mereka aktivitasnya siang, kita malam, dan yang bisa lewat hanya yang kosong, ya berbagi lah kita, ” kata Bambang.

Dirinya menyebut, ini kan dalam keadaan bencana darurat, bukan karena memaksakan diri atau cari keuntungan. Kalau jembatan lama itu tidak dibuka maka 2 atau 3 bulan akan datang antrian truk mencapai puluhan kilometer.

“Akan rentan terjadi kecelakaan, dan sangat mengganggu pengguna jalan sebab badan jalan menjadi sampit,” sebutnya

Tentu, secara otomatis kemacetan pasti terjadi. Untuk itu Bambang memohon kepada Dewan Kalsel mendukung keinginan asosiasi sopir, agar jembatan dibuka. (yon/sir)