Selain Covid-19, tantangan kesehatan pada arus mudik selalu cukup besar. Dari pengalaman, sedikitnya ada tujuh tantangan yang dihadapi.
JAKARTA, koranbanjar.net – Diperkirakan sebanyak 80 juta hingga 90 juta orang mudik Lebaran tahun ini. Untuk itu, perlu kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya terkait Covid-19, apalagi diperkirakan akan ada 23 juta mobil pribadi dan 17 sepeda motor melakukan perjalanan mudik di Pulau Jawa saja.
“Tantangan kesehatan selain Covid-19 pada arus mudik selalu cukup besar. Dari pengalaman, sedikitnya ada tujuh tantangan yang dihadapi,” kata mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI yang antara lain menangani aspek kesehatan mudik sebelum pandemi, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Ketujtuh tantangan itu adalah kecelakaan lalu lintas, gangguan kesehatan selama berkendara termasuk akibat macet yang panjang, gangguan saluran pencernaan karena konsumsi makanan tidak sehat, masalah pada anak dan bayi yang ikut mudik, masalah kesehatan di kampung halaman, masalah kambuhnya penyakit kronik yang diderita selama perjalanan seperti hipertensi, diabetes melitus, dan asma; serta kemungkinan penyakit menular seperti ISPA dan diare.
“Bukan tidak mungkin pula ada gangguan seperti hipnotis maupun pembiusan melalui makanan dan minuman,” ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang antara lain menangani mass gathering itu pun menyampaikan empat tips agar masyarakat dapat melakukan mudik dengan sehat dan aman.
Pertama terkait waktu berangkat mudik dan balik. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan seperti menghindari mudik pada 28 April 2022 malam atau 29 April 2022 seharian, karena arus lalu lintas sedang padat-padatnya. Begitu juga halnya pada arus balik pada akhir libur bersama, akan baik kalau menghindari perjalanan pada 8 Mei 2022 di hari terakhir libur bersama.
Berkendaralah dalam keadaan sehat dan segar. Kalau masih kerja sampai tanggal 28 April misalnya jangan pulang kerja langsung berkendara ke kampung halaman. Sebelum berangkat, periksalah dan pastikan kondisi kendaraan Anda dalam keadaan laik untuk dipakai sekian puluh atau ratus kilo meter,” katanya.
Kedua, selama dalam perjalanan, ada lima hal yang perlu diperhatikan. Jika lelah dalam perjalanan, segera istirahat. Sebaiknya juga setiap 4 jam berkendara baik roda empat atau roda dua, harus beristirahat. Jika selama dalam perjalanan ada keluhan sakit, segera berobat ke pos kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit di sepanjang jalur arus mudik yang tentunya sudah disediakan pemerintah.
Selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam perjalanan mudik dan jangan jajan sembarangan. Mungkin juga baik kalau selama perjalanan jangan mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam, atau setidaknya menghindari makanan dan minuman yang mudah mengiritasi saluran cerna kita. Juga jangan mau menerima begitu saja minuman dan makanan dari orang yang tidak dikenal.
Selalu harus menjaga kebersihan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan. Patuhi senantiasa rambu lalu lintas dan arahan petugas. Pengendara sepeda motor harus menggunakan helm dan pengendara mobil harus memasang seat-belt saat berkendara demi keamanan dan keselamatan selama perjalanan.
Ketiga, bawalah obat-obat yang diperlukan selama perjalanan. Obat-obatan yang memang rutin dikonsumsi untuk penyakit kronik yang memang sudah ada, misalnya tekanan darah tinggi, DM, dan sebagainya. Obat emergensi yang diperlukan seperti obat demam, mual sakit perut, dan sebagainya.
“Kalau membawa bayi dan anak ada tiga hal yang perlu dicermati. Jangan lupa membawa bekal yang cukup untuk anak-anak kita selama cukup lama di perjalanan, termasuk antisipasi kalau-kalau terkena kemacetan panjang. Siapkan mainan yang disukai anak untuk menemaninya sepanjang perjalanan. Jangan lupa membawa perlengkapan dan kebutuhan dasar bagi mereka seperti popok, bedak, bantal, makanan bayi atau anak, dan sebagainya. Sebagai edukasi, jelaskan pada anak ciri khas mengenai kota-kota yang dilalui,” tutur Tjandra.
Sebaiknya, lanjut Tjandra, jangan membawa anak mudik dengan sepeda motor, apalagi untuk perjalanan jauh karena sangat melelahkan untuk anak, dan bahkan mungkin tidak terlalu aman. Apabila anak ikut mudik menggunakan angkutan umum, upayakan agar anak tidak ikut berdesak-desakan. (dba)