HSS Sambut 7 Pengajar Muda Yayasan Indonesia Mengajar

KANDANGAN, koranbanjar.net – Melihat penampilan yang meyakinkan dari para pengajar muda angkatan 18 dari Yayasan Indonesia Mengajar, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Hulu Sungai Selatan (HSS) percaya mereka bisa memberikan hal positif di masyarakat.

Hal itu disampaikan Sekdakab HSS Muhammad Noor saat acara penyambutan 7 pengajar muda angkatan 18, dari Yayasan Indonesia Mengajar Selasa (13/8/2019) di Aula Ramu Setdakab HSS.
Muhammad Noor mengatakan, yang terpenting niat dan semangat yang luar biasa dari para pengajar muda dalam mengikuti program ini sangat luar biasa. Selama setahun melaksanakan tugas, ia berujar, jika tidak betul-betul siap maka akan bermasalah nantinya di lapangan.

“Tapi saya pikir, dari gestur (mereka) sangat meyakinkan, Insyaallah selama setahun di HSS akan lancar-lancar saja, dan sukses mengabdikan diri di dunia pendidikan di HSS,” ujar Muhammad Noor.
Ia juga melihat masing-masing pengajar muda memiliki kelebihan tertentu.”Mungkin Bang Bonar yang dari Medan bisa mengajari masyarakat nyanyi, yang dari Bandung juga ada kelebihan, atau dari Jogja bisa mengajar menari,” paparnya menyebut beberapa pengajar muda.

Muhammad Noor menerangkan, tantangan para pengajar muda adalah memberikan hal positif kepada masyarakat. Menurutnya, mereka akan menemukan persoalan-persoalan nyata di masyarakat, sehingga perlu kepiawaian dalam memecahkan masalah.

“Kami yakin kawan-kawan pengajar muda punya bekal yang kuat, sehingga nanti mungkin di masyarakat bisa menularkan inovasi atau hal-hal lain yang bisa diajarkan ke anak didik atau masyarakat,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan HSS Nordiansyah mengatakan, pengajar muda angkatan 18 merupakan tahun ke-4 dari 5 tahun program penempatan yang dikirim ke HSS.

“Alhamdulillah, selama 3 tahun banyak program dan kegiatan serta inovasi yang telah mereka laksanakan. Mereka aktif ikut serta memajukan bidang pendidikan di HSS. Semoga dapat terus memberikan program positif yang dilaksanakan senior-senior mereka sebelumnya,” pungkasnya.

Sayangnya, saat koranbanjar.net mencoba mewawancara seorang pengajar muda, ia menolak dengan alasan harus minta persetujuan yayasan, “Kami ada prosedurnya melakukan wawancara semacamnya kepada media,” ujarnya. (yat)