Religi  

Honor Guru Madrasah Attarbiyah Tatah Makmur Cuma Rp50 Ribu per Bulan

Berbagai musibah yang terjadi di Kabupaten Banjar, Kalsel, mulai wabah Covid-19 hingga banjir yang cukup lama, telah berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Termasuk honor untuk para guru atau ustad Madrasah Attarbiyah di Desa Tatah Jaruju Laut, Kecamatan Tatah Makmur, Kabupaten Banjar, sangat minim. Satu guru ada yang mendapatkan honor hanya Rp50.000 per bulan.

BANJAR, koranbanjar.net – Honor yang diterima para guru Madrasah Attarbiyah dengan jumlah yang sangat kecil tentunya menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten Banjar maupun lembaga yang menaungi lembaga pendidikan agama di Kabupaten Banjar.

Dapat dibayangkan, guru-guru madrasah atau lembaga pendidikan yang menjadi tempat pembinaan akhlak, budi pekerti untuk generasi akan datang, justru hanya mendapatkan honor Rp50.000 per bulan. Lantas, bagaimana pengajar dapat fokus atau berkonsentrasi memberikan pendidikan yang berkualitas, sementara mereka juga harus berupaya keras, memikirkan isi perut.

Guru Zamah Sari (foto: dok pribadi)

Pengelola Madrasah Attarbiyah, Tuan Guru Zamah Sari kepada koranbanjar.net mengungkapkan, selama musim Covid-19, ditambah musibah banjir, dia sangat kesulitan mengatasi kebutuhan operasional Madrasah Attarbiyah. Terutama yang berkaitan dengan honor ustad.

“Sementara ini, mau tidak mau, saya harus tebal muka dengan para ustad. Karena tidak bisa membayar honor mereka. Kadang kami hanya bisa membayar honor Rp50 ribu per bulan, kalau ada tambahan kas baru ditambah hingga Rp300 ribu,” ujarnya.

Bahkan, menurut dia, kalau sama sekali belum bisa membayar honor, dia sendiri yang harus mengisi mata pelajaran di madrasah beberapa kali. “Guru-guru di madrasah kami betul-betul mengutamakan keikhlasan dalam mengajar. Bagaimana cukup satu bulan untuk kebutuhan hidup dengan uang Rp50 ribu,” bebernya.

Tuan Guru Zamah Sari juga menambahkan, untuk membiayai operasional, selama ini pihaknya hanya mengandalkan pembayaran SPP dari santri yang jumlahnya tidak seberapa. Karena pembayaran menggunakan hasil pertanian padi.

“Hasil panen saat ini sangat tidak baik, kan habis kebanjiran. Kadang untuk menutupi kebutuhan operasional, saya gunakan dana pribadi,” katanya.

Dijelaskan, sekarang santri yang sekolah di Madrasah Attarbiyah sebanyak 125 orang, para guru berjumlah 17 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Sedangkan ruang kelas termasuk kantor guru di Madrasah Attarbiyah sebanyak 7 ruang.

Berkaitan dengan keberlangsungan Madrasah Attarbiyah tersebut, Zamah Sari sangat berharap uluran tangan para dermawan di mana pun berada. Bagi yang bermurah hati dapat menyalurkan bantuan sosialnya untuk Madrasah Attarbiyah ke Rekening BRI : 4534.01.008699.53.5. atasnama Zamah Sari.(sir)