BANJARBARU – Dulu, bangunan Citra Plaza Banjarbaru, Hero Swalayan di Jl Mistar Cokrokusumo Kelurahan Sei Besar, Kota Banjarbaru, terbilang menjadi sebuah kebangggan bagi mayarakat Kota Banjarbaru khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.
Tapi sekarang bisa dilihat sendiri, bangunan semegah itu bak barang rongsokan yang tidak bernilai. Padahal, investasi yang digelontorkan untuk pembangunan swalayan itu tidaklah sedikit. Ironisnya, tempat itu hanya menjadi sarang anak-anak punk untuk berbuat maksiat, ada yang minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan hingga berbuat mesum. Karena mereka merasa aman untuk melakukan tindakan di tempat tersebut.
Tahun 2016 yang lalu, Citra Plaza Banjarbaru yang sering dikenal masyarakat dengan sebutan Hero sudah tidak digunakan lagi.
Menurut informasi terbaru yang diperoleh koranbanjar.net, bangunan tersebut sudah habis masa kontraknya dan ditinggalkan begitu saja. Fisik bangunan sudah banyak yang rusak, eksakalataor sudah tidak berfungsi, kotor, dan diduga sudah tidak menghasilkan PAD bagi Pemerintah Daerah. Namun apa yang diperbuat Pemerintah Daerah sekarang ini untuk menghidupkan kembali layanan publik tersebut, wallahu ‘alam.
Sementara Pemerintah Daerah di mana-mana membangun proyek-proyek yang berorientasi kepada pengembangan wisata, memperindah berbagai lokasi pemukiman. Sementara fasilitas yang sudah jelas-jelas cukup dipoles, dibiarkan begitu saja.
“Kontraknya sudah habis. ‘Kan tanahnya milik pemerintah, jadi toko-toko disini tak diurus lagi,” ujar warga sekitar, Rita, Minggu kepada koranbanjar.net, beberapa waktu lalu.
Toko-toko yang tidak terurus , kemudian aliran listrik yang sudah diputus itu menyebabkan bangunan sekitar menjadi gelap. Selain itu, bangunan tidak disertai pagar, sehingga membuat orang bisa masuk ke dalam bangunan dengan leluasa.
“Banyak botol-botol minum behamburan di belakang, bungkus-bungkus obat-obat jua,” ucapnya.
Di bagian belakang bangunan tersebut, juga terdapat toko-toko yang rimbun ditumbuhi tanaman liar membuat areal tersebut memungkinkan dijadikan tempat mesum, dan juga tidak ada penjagaan di sekitar bangunan.
“Takutnya kondisi bangunan yang gelap tidak ada penerangan, dijadikan tempat mesum,” ungkapnya.
Maka dari itu, warga sekitar berupaya berjaga-jaga di sekitar bangunan, supaya tidak terjadinya kegiatan yang meresahkan warga.“Dari warga sering berkeliling malam di sekitar bangunan kosong tersebut,” ujarnya.(maf/sir)