Religi  

Haul ke 100 Raja Terakhir Tanah Bumbu di Desa Bincau Martapura 

Juriat Pangeran Arga Kasuma, H Pangeran Syakhrin bacakan manakib almarhum, Sabtu (25/6/2022) di acara haul ke 100 di Desa Bincau Martapura. (Foto: koranbanjar.net)

Di antara para jemaah haul ke 100 raja terakhir Tanah Bumbu di Desa Bincau Martapura Kabupaten Banjar, terdapat rombongan jemaah berasal dari Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (25/6/2022).

BANJAR, koranbanjar.net – Lima orang jemaah asal Kendari ini sudah dua hari menginap di sebuah hotel di Kota Banjarbaru, dengan tujuan mengikuti haul ke 100 Pangeran Arga Kasuma (Pangeran Aji Mas Rawan) bin Pangeran Muda Muhammad Arifbillah (Aji Samarang).

Gusti Mashud selaku salah satu jemaah Kendari mengatakan, ia bersama rombongan telah datang dua hari lalu ke Kalimantan Selatan (Kalsel) dan menginap di kawasan Kota Banjarbaru.

Lalu, saat pelaksanaan haul, bersama-sama dengan rombongan lainnya dari berbagai daerah di luar Kalsel yang juga menginap di tempat sama kemudian menuju ke kubah Pangeran Arga Kasuma.

Sahda Ginting menambahkan, mereka menggunakan transportasi udara dari Kendari ke Makassar, selanjutnya perjalanan disambung ke Banjarmasin.

“Kami sekitar lima atau enam orang dari Kendari” imbuh Sahda, yang memperistri Gusti Isnaniah, juriat Pangeran Arga Kasuma.

Haul ke 100 Pangeran Arga Kasuma di kubah makam keluarga di Desa Bincau ini dipadati lebih dari 500 orang, tidak hanya warga sekitar dan Kota Martapura, namun ada pula datang dari Bogor, Jakarta, Kotabaru, Pagatan, Banjarmasin dan lain-lain.

Rombongan dari Kendari berbaur jemaah haul lainnya, Sabtu (25/6/2022) siang. (Foto: koranbanjar.net)

Haul ini dihadiri KH Pangeran Wardiansyah, KH Pangeran Merdekansyah, Tuan Guru Taufikkurahman, habaib, ulama dan tokoh masyarakat, juriat dan kerabat Pangeran Arga Kasuma.

Juga, perwakilan Yayasan Sultan Adam, Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar, Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut, DPP Laung Kuning Banjar, RAPI Kabupaten Banjar, Babinsa, Bhabinkamtibmas.

Acara dibuka dengan maulid habysi dari Desa Bincau, berlanjut kalam Illahi, dan sambutan H Pangeran Syakhrin selaku panitia dan juriat Pangeran Arga Kasuma.

“Semula pembicaraan grup keluarga untuk mengadakan haul akbar, mendapatkan respon semua juriat hingga terkumpul dana puluhan juta rupiah, dan masih ada diterima bantuan lainnya,” kata dia.

Mantan pejabat Eselon II Pemkab Banjar ini mengemukakan, tujuan haul adalah ingin memperkenalkan masing-masing juriat karena datu mereka, Pangeran Arga Kasuma memiliki banyak anak dari 14 istri.

“Istri-istri hanya ada 4 orang sesuai syariat Islam, bukan semuanya. Jadi, ada yang pisah, cerai, meninggal. Ini yang diinformasikan dan kita saling kenal mengenal,” jelasnya.

Karena, bisa jadi satu rumpun tapi belum saling mengenal. Dikumpulkan melalui haul ke 100 Datu Pangeran Arga Kasuma untuk mengenal para juriat.

Mengapa di Bincau? Pangeran Arga Kasuma adalah raja kecil di Tanah Bumbu dengan daerah kekuasaan waktu itu, Cengal, Manunggul, Sampanahan, Cantung, Bengkalaan, Tanjung Batu.

Melawan Belanda yang sangat licik dan pandai mengadu domba, Pangeran Arga Kasuma bergeser mundur dan pindah ke Banjarmasin. Lalu mengikuti jejak anaknya, Pangeran Abdul Majid Kasuma ke Bincau, termasuk merintis Jalan Pangeran dan sekarang bernama Jalan Sekumpul.

“Kubah makam Pangeran Arga Kasuma ini mendapatkan bantuan rehab oleh Pangeran Khairul Saleh, sebelumnya hanya berpagar ulin,” ucap Syakhrin, juriat ke empat Pangeran Arga Kasuma.

Usai sambutan dan pembacaan manakib Pangeran Arga Kasuma, yang masih ada hubungan kerabat Kesultanan Banjar ini ditutup dengan tausiyah KH Pangeran Wardiansyah. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *