BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Kontribusi sektor pertanian untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama 2018 di Kalsel mencapai 15 persen. Artinya sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar PDRB untuk perekonomian Kalsel setelah pertambangan dan penggalian.
Itu diungkapkan Sekdaprov Kalsel, Abdul Haris, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Kalsel 2019, akhir pekan tadi.
“Capaian ini sesuai yang diharapkan Gubernur Kalsel yang selalu mengingatkan untuk terus menggali sumber ekonomi dari sumber daya terbarukan, seperti sektor pariwisata, pertanian, perikanan dan lainnya,” ujar Haris.
Sementara progres pembanguan sektor pertanian seperti tanaman pangan dan hortikultura, kata Haris, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan dalam tiga tahun terakhir.
“Berbagai potensi ekonomi seperti sektor pertanian terus dikembangkan agar Kalsel tidak lagi bergantung pada sektor pertambangan, karena sektor ini termasuk sumber daya tak terbarukan atau sewaktu-waktu bisa habis,” katanya.
Sekda menyebutkan, saat ini produksi padi di Kalsel mencapai 2,4 juta ton. Demikian pula dengan produksi jagung, kedelai, bawang merah, cabai rawit dan lainnya, yang juga mengalami peningkatan.
”Saat ini prospek pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di posisi antara 5,3 persen hingga 5,7 persen. Karena itu pembangunan pertaniannya dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya. (banjargroup/ykw/dny)