Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjar

Harga Pakan Tinggi, Bisnis Tambak Ikan Jala Apung di Karang Intan Melesu

Avatar
323
×

Harga Pakan Tinggi, Bisnis Tambak Ikan Jala Apung di Karang Intan Melesu

Sebarkan artikel ini
Keramba ikan yang sudah tidak begitu banyak lagi di Desa Mali-mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. (foto: koranbanjar.net)
Keramba ikan yang sudah tidak begitu banyak lagi di Desa Mali-mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. (foto: koranbanjar.net)

Belakangan ini harga pakan ikan untuk tambak ikan jala apung dinilai sudah cukup tinggi, sehingga berdampak terhadap bisnis tambak ikan, khususnya di Desa Mali-mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Bahkan peminat usaha tambak ikan jala apung di wilayah tersebut, kini sudah menurun hingga mencapai sekitar 75 persen.

KARANG INTAN, koranbanjar.net – Kondisi lesunya bisnis tambak ikan jala apung di Desa Mali-mali, Kecamatan Karang Intan tersebut diungkapkan seorang petani tambak ikan jala apung, Rohmi yang melakoni usaha tersebut tak kurang dari 25 tahun. Kini dia terpaksa beralih profesi, karena sulitnya usaha tambak ikan jala apung.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Kalau dulu, harga pakan masih terbilang murah. Kalau sekarang harga pakan cukup tinggi, makanya sekarang banyak masyarakat yang tidak mau lagi berbisnis tambak ikan jala apung di sini,” ungkap Rohmi kepada koranbanjar.net, Selasa, (17/12/2024).

Meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat setempat yang menjalankan bisnis tambak ikan jala apung, namun persentasinya sudah sangat kecil. “Sekarang ini yang masih berusaha tambak ikan, mungkin sekitar 25 persen saja dari sebelumnya, selebihnya berhenti. Usaha tambak ikan seperti sekarang ya cukup-cukup untuk menghidupi keluarga, daripada tidak ada pekerjaan sama sekali,” ujar dia.

Dia menjelaskan, perbandingan harga pakan ikan dari yang dulu dengan sekarang, kalau dulu harga pakan 1 sak isi 30 kilogram seharga Rp300.000. Kalau sekarang isi 30 kilogram seharga Rp400.000 dan kalau isi 50 kilogram seharga Rp500.000.

“Jadi kalau tidak cermat menghitung kebutuhan pakan, dan tidak berpengalaman cara berusaha tambak ikan jala apung, maka kemungkinan besar hanya balik modal. Kalau pun untung kecil sekali,” ucapnya.

Ditambahkan, ada beberapa faktor yang harus dipahami oleh mereka yang pemula menjalankan bisnis tambak ikan kalau tidak mengalami kerugian. Antara lain, antisipasi kalau keramba ikan terbongkar akibat terkena air deras, sehingga ikan-ikan banyak yang lepas. Berat ikan yang menyusut akibat pemberian pakan yang tidak sesuai dengan pengalaman, sehingga saat panen berat ikan jadi ringan atau dagingnya tidak begitu banyak.

Oleh sebab itu, menurutnya, lesunya usaha bisnis ikan di Desa Mali-mali berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat, karena tambak ikan selama ini menjadi salah satu bisnis yang diandalkan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Banjar harus memberikan perhatian khusus terhadap persoalan seperti ini melalui dinas terkait, supaya masyarakat bisa bertahan menjalan usaha tambak ikan, bahkan bisa memberikan solusi kepada masyarakat untuk kembali melanjutkan bisnis ikan tambak jala apung ini.

Senada yang dikemukakan Kepala Desa Mali-mali, Ahmad Baswan. Menurutnya, kalau seseorang ingin menjalankan usaha tambak ikan nila maupun ikan mas dengan modal sekitar Rp75 juta, itu hanya cukup untuk memiliki 2 keramba ikan (jala apung).

“Untuk modal pakan dan bibit ikan saja hingga panen membutuhkan modal sekitar 16 juta, belum termasuk modal usaha untuk membuat dua keramba ikan.  Modal usaha sekitar Rp75 juta akan meraih untung yang sangat tipis. Jadi, kalau mau membuat usaha tambak ikan dengan modal usaha Rp75 juta, itu hanya mendapatkan 2 keramba ikan, apalagi usaha dijalankan dengan menggunakan jasa orang lain, maka untungnya sangat tipis sekali. Makanya, banyak warga yang memilih tidak meneruskan usaha tambak ikan jala apung lagi,” katanya.

Pantauan koranbanjar.net di sepanjang sungai yang berada di tepi Desa Mali-mali, beberapa tahun sebelumnya sepanjang sungai tersebut penuh dengan deretan keramba ikan jala apung. Namun sekarang sudah tidak begitu banyak lagi. (sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh