Kabar Guru Zuhdi atau KH Zuhdiannoor telah wafat di Rumah Sakit Jakarta pagi tadi, membuat warga Kalimantan Selatan sangat berduka, terutama yang dirasakan para jamaah dan pecinta Guru Zuhdi. Satu dari sekian banyak ungkapan kesedihan yang muncul di tengah para jamaah, “satu lagi ulama berkurang.”
BANJARBARU, koranbanjar.net – Kabar meninggalnya ulama kharismatik asal Banjarmasin ini, membuat warga Kalsel berduka. Pasalnya, beliau memang ulama yang sangat dicintai dan dikasihi warga Kalsel pada umumnya.
Guru Zuhdi yang dikenal isi ceramahnya lucu dan mengena di hati itu selalu memberikan ilmu bermanfaat bagi umat.
BACA JUGA
Guru Zuhdi wafat di usia 48 tahun, dia adalah anak dari KH. Muhammad (Pimpinan Ponpes Al Falah setelah KH. Tsani). KH. Muhammad dulu adalah sahabat Abah Guru Sekumpul (Muhammad Zaini Abdul Ghani) dan juga murid dari KH. Anang Sya’rani Arief. Diceritakan bahwa dulu Abah Guru pernah satu kelambu dengan KH. Muhammad.
Pengakuan seorang pecinta Guru Zuhdi asal Kota Banjarbaru, Ahmad, dia merasa sangat terpukul setelah mendengar kabar duka tersebut.
“Ulun rasa pilu ada jua, rasa kehilangan banar. Bekurang pulang ulama di Banua kita,” ujar Ahmad sambil terisak.
Hal senada dikemukakan warga Kota Martapura, Az Zahra. Guru Zuhdi merupakan salah satu ulama idolanya. Setiap hari dia selalu menonton tayangan ceramah Guru Zuhdi di youtube. Karena itu dia sangat tidak menyangka, Guru Zuhdi wafat di usia yang relatif masih muda.
Diketahui, Guru Zuhdi rencananya dimakamkan di samping Masjid Citra Graha Banjarbaru. (san/sir)
BACA JUGA
https://koranbanjar.net/inilah-sebabnya-guru-zuhdi-wafat/