Religi  

Gunung Di Dusun Pariangan HSS Akan Dieksploitasi Pertambangan

PADANG BATUNG, koranbanjar.net – Wilayah Dusun Pariangan, Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) meski belum ada kepastian waktunya, tetapi kabarnya di sana akan dibuka pertambangan batubara.

Lokasinya berseberangan sungai dengan pertambangan di Desa Malilingin, juga masih dalam wilayah konsesi penguasaan perusahaan pertambangan besar di Kalsel, yakni PT AGM.

Investigasi yang dilakukan wartawan koranbanjar.net, sudah lama ada aktifitas pembelian lahan oleh pengusaha pertambangan di Dusun Pariangan tersebut.

Gunung Di Dusun Pariangan HSS Akan Dieksploitasi Pertambangan

Salah seorang warga Dusun Pariangan, sebut saja Lala (bukan nama asli) mengiyakan, akan adanya rencana pertambangan di kampungnya. Tetapi ujarnya, masih belum ada kabar kapan waktunya.

“Kelihatan saja lokasinya, dari hutan kampung kami kelihatan,” ujar perempuan yang bekerja di Kota Kandangan itu.

Warga lain, Rusli (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan, lokasi yang direncanakan jadi pertambangan tersebut di Gunung Mawat. Bahkan ujarnya, pihak pertambangan sudah membikin jalan tembus, menyeberang sungai dari Malilingin.

 

 

Diterangkannya, sudah banyak lahan yang dibeli dari masyarakat dengan harga yang ujarnya relatif murah. Warga menerima uang atas tanahnya, sekitar 45 juta rupiah per-hektare.

“Lokasinya di Gunung Mawat, tanah warga di situ terbagi sedikit-sedikit, ada yang tidak sampai satu hektare,” tuturnya, Gunung Mawat saat ini digunakan masyarakat untuk berkebun karet.

Gunung Di Dusun Pariangan HSS Akan Dieksploitasi Pertambangan

Dijelaskan pria yang bekerja sebagai petani ini, sudah sebagian ada yang dibayar, tetapi tak sedikit masyarakat belum menerima uang atas pembelian tanah tersebut.

Dituturkannya, setelah tanah dibeli, masyarakat diiming-imingi untuk boleh tetap melakukan aktifitas perkebunan di lahan tersebut, sebelum digarap menjadi pertambangan.

Kendati demikian, ujarnya masih banyak yang tidak menjual tanah di wilayah Gunung Mawat. Sebab terangnya, mengkhawatirkan kerusakan lingkungan, akibat dampak pertambangan. (yat/dra)