Religi  

Geopark Meratus; Masyarakat Loksado Tunggu Sosialisasi Rinci Untuk Hindari Konflik

LOKSADO, koranbanjar.net – Masyarakat Loksado masih menunggu kejelasan status dan fungsi Geopark Meratus. Sejauh ini belum ada sosialisasi secara langsung ke masyarakat, serta kejelasan rincian titik-titik geosite di wilayah Loksado.
Ketua Kerukunan Suku Dayak Meratus (KSDM) Kalsel Kafau mengatakan, ia bersama Damang Loksado Irmanto, tokoh adat Dusun Kamawakan, dan tokoh dari Kandangan menghadiri acara dialog dan sosialisasi Geopark Meratus pada Senin (5/8/2019) lalu di Banjarbaru.

Menurut Kafau, walau dijelaskan tujuan geopark bagus untuk melindungi wilayah yang mengandung unsur seperti wisata, sejarah, dan cagar budaya. Tetapi ia belum mengetahui secara detil titik geosite geopark di wilayah Hulu Sungai Selatan (HSS).
“Yang pasti wilayah Loksado termasuk, mengenai rinciannya kita belum dapat,” ujarnya kepada koranbanjar.net, Rabu (8/7/2019).
Jika memang tujuannya baik, lanjutnya, masyarakat pasti akan menerima, hanya saja perlu dijelaskan lagi secara langsung mengenai statusnya. Sebab dikahawatirkan akan terjadi seperti penetapan hutan lindung tanpa permusyawarahan sehingga menimbulkan konflik.
“Memang, informasinya dalam waktu dekat tim dari provinsi akan melakukan sosialisasi tahap berikutnya, yaitu secara langsung kepada masyarakat,” ucapnya.

Dalam peta yang diperoleh koranbanjar.net melalui website meratusgeopark.org, terdapat 14 titik geosite di wilayahHSS yakni meliputi Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung, dan Loksado yang secara umum merupakan titik wisata dan cagar alam.
Sementara Kepala Desa Hulu Banyu Maslansyah mengaku belum mendengar sama sekali tentang Geopark Meratus. Dalam peta itu desanya termasuk dalam titik geosite, di antaranya Bukit Kantawan, Air panas Tanuhi, dan Air terjun Kilap Api. Hanya saja belum diketahui dalam radius berapa meter titik geosite itu, sehingga dikhawatirkan setelah penetapan geopark mereka tidak boleh melakukan kegiatan usaha. Sebab warganya selama ini berladang setiap tahun di sekitar 3 titik tersebut.

“Di (Gunung) Kantawan hanya puncak yang berbatu yang tidak dipakai warga bertani, apalagi di seputaran air terjun Kilap Api,” paparnya. Sedangkan menurut Camat Loksado Sar Ipansah, secara umum saat ini tanggapan warganya mengenai program Geopark Meratus tersebut ada yang mendukung dan adapula yang kontra.

Dikatakan, pada intinya masyarakat memiliki pemahaman berbeda-beda, kadang program yang niatnya baik belum tentu diterima dengan baik. “Tidak mesti program yang bagus langsung ditanggapi dengan positif oleh semuanya. Kadang mereka bertanya-tanya ke beberapa orang dahulu, setelah memahami, baru akan memberi pendapat,” ujarnya. (yat)