Gara-gara Tambang Batubara, Hasil Kebun Kopi Pengaron Menurun Drastis..

PENGARON – Setelah marak aktivitas pertambangan batubara di wilayah Kecamatan Pengaron, sebagian petani yang menanam duren, sekarang beralih menanam atau berkebun kopi. Namun demikian, setelah berprofesi petani kopi, sedangkan pertambangan batubara masih marak, akhirnya petani kopi juga tidak bisa bertahan lama.

Menurut Pengepul sekaligus Pemasar Kopi Desa Pengaron, Idar (45), kopi Pengaron sempat menjadi primadona, namun karena tambang batubara, produksi kopi dari Pengaron terus menurun.

Kopi Pengaron memiliki 3 macam kopi, seperti Arabica robusta dan kopi cokelat, untuk sekarang sudah mampir jarang ditemui kebun-kebun kopi di Desa Pengaron, karena pohon kopi di sana banyak yang mati.

“Pohon kopi di sini banyak yang mati diakibatkkan tambang batu bara, yang membuat sungai menjadi dangkal dan mengakibatkan banjir, sedangkan pohon kopi tidak tahan dengan banjir, itulah yang menyebabkan pohon kopi di Pengaron menjadi mati,” ungkap Idar.

Namun menurut dari sudut pandang para peracik kopi modern seprti Tim Exort kopi yang melakukan survei di Desa Pengaron, para petani di sana kurang akan adanya edukasi dan juga support dari pihak terkait.

“Untuk sekarang para petani kopi jauh dari kata sejahtera, padahal mereka kan yang menyediakan kopi untuk kedai-kedai. Lagian toh jika mereka berhenti menjadi petani kopi siapa yang akan menyediakan biji kopi di kedai-kedai, khususnya untuk di Kalimantan Selatan” tutur Owner Exort, Chris.

Awal tahun 2018, biji kopi Pengaron sudah mulai menghilang, tidak sebanyak dulu lagi, dan bahkan para pengepul dan jugaa pemasak kopi di Pengaron juga turut merasakan imbasnya.

“Dulu saya menjual kopi bisa sampai tiga puluh kilo, sekarang hanya lima kilo paling banyak,” ujar Idar.

Untuk mengatasi punahnya para petani kopi yang ada di Desa Pengaron, para anak muda yang terhimpun di dalam sebuah komunitas pecinta kopi (Exort Kopi) ke depan berencana akan memberikan pelatihan kopi dan juga memberikan support langsung untuk para petani di Pengaron.

“Saya merasa bangga dengan kopi yang ada di Kalimantan, khususnya Pengaron, untuk ke depan saya ingin memperkenalkan kopi Pengaron di Jogja dan mungkin ke seluruh Indonesia,” tambah Bhayangkara Karisma Bintara Putra Katamsi.

Selain itu pihak Tim Exort kopi juga akan melakukan support kepada petani kopi dengan cara membeli kopi mereka setiap bulan.(sen)