GALUH CEMPAKA MAU BEROPERASI LAGI, INI PERMINTAAN MASYARAKAT….

BANJARBARU- Setelah sangat lama tidak beroperasi, PT Galuh Cempaka yang bergerak di bidang pertambangan intan, kini tampaknya bersiap-siap untuk kembali beroperasi. Rencana kembali beroperasinya perusahaan ini, menyusul kepemilikan perusahaan ini sudah diambil-alih oleh pengusaha lokal yang cukup terkenal asal Sekumpul Martapura, yakni H Norhin, sejak bulan Maret lalu.

Sebelumnya PT Galuh Cempaka yang berada di Kelurahan Palm Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru ini sempat tutup pada masa Gubernur H Rudi Ariffin tahun 2009, karena diduga telah menimbulkan dampak lingkungan, pencemaran yang dilakukan PT Galuh Cempaka mengakibatkan tingkat keasaman air sungai mencapai ph 2,27.  Hal itu melanggar peraturan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan.

Selain itu, sebab lainnya, menurut warga Kelurahan Palm, Slamet, akibat limbah PT Galuh Cempaka, masyarakat sekitar tidak bisa lagi bercocok tanam, dan sering menyebabkan banjir.

“Waktu masih beroperasi, tambang intan PT Galuh Cempaka, kami kada kawa lagi bahuma lawan jua rancak banar Banjir,” ucap Slamet.

Terkait tentang akan kembali beroperasinya penambangan intan PT Galuh Cempaka Slamet mengaku tidak tahu. Dia hanya mengetahui bahwa kepemilikan PT Galuh Cempaka sekarang diambil-alih H Norhin.

“Kalau memang akan beroperasi lagi kami tidak mau terjadi seperti dulu,” ucapnya.

Masyarakat sekitar masih trauma akan dampak pembuangan limbah dari eksploitasi pertambangan. Hal serupa juga disampaikan Hasan (56), warga Kelurahan Palm. Menurutnya kalau misal beroperasi lagi PT Galuh Cempaka tidak mengapa, asalkan tidak mengganggu usaha masyarakat seperti dulu.

Dia menambahkan, sekarang manajemen PT Galuh Cempaka belum terlihat melakukan persiapan.

“Kalau memang ingin beroperasi, seharusnya sudah menyiapkan mesin pompa, plant, kemudian diamond house-nya juga belum ada. Selain itu Kepala Tehnik Tambang-nya juga belum tidak terlihat,” ungkap pria yang rumahnya tidak jauh dengan kantor PT Galuh Cempaka ini.

“H Norhin jarang terlihat ke kantor, namun kakanya H Kani -sapaan H Syarkani- yang mengelola di kantor,” ujar Hasan.

Disinggung apakah di area tambang ini masih banyak tersimpan banyak intan, Hasan sangat yakin bahwa masih banyak intan-intan di dalamnya.

Lamun di danau Caramin itu banyak banar masih intannya, tinggal pasang plennya ja lagi. Sama di danau galuh, masih ada jua tapi sadikit, walapun sadikit tapi ganal-ganal,” ungkap dia

Apalagi, tambahnya, area tambang sangat luas, hingga ke wilayah Bati-Bati dan Pengaron.

Terkait dengan kabar tersebut, koranbanjar.net, berusaha H Kani di kantor PT Galuh Cempaka, namun pihak keamanan setempat mengatakan bahwa H Kani sedang tidak ada di tempat. “Bapaknya tidak ada mas, beliau sedang keluar,” ucapnya singkat.

Ditanya kebenaran PT Galuh Cempaka di bawah kepemilikan H Norhin, petugas keamanan tersebut bungkam dengan beralaskan tidak tahu dan baru bekerja.

Setelah penjelasan itu dia langsung  saja beranjak mau pergi meninggalkan pos dengan alasan masih sibuk.

Kepala Dinas Perizinan Kota  Banjarbaru, Fakhruddin dikonfirmasi mebenarkan PT Galuh Cempaka akan beroperasi kembali.

“Metode penambangan yang akan datang ini sedang disusun. Insya Allah, mungkin kalau bisa cepat paling tidak akhir tahun ini Amdalnya sudah bisa terbit, ” ujar mantan Kepala Dinas Badan Lingkungan Hisup (BLH) Kota Banjarbaru ini.

Terkait masalah dampak negatif akibat limbah yang dihasilkan tambang,  ia menjamin tidak akan terjadi lagi seperti dulu.

“Untuk dampak negatif Insya Allah tidak terjadi lagi. Masalahnya kita sebagai orang lingkungan, mereka harus menaati aturan-aturan lingkungan dan cara pengolahan limbahnya dan lainnya,” ungkap dia.

Disitu, lanjutnya, nanti ada dokumen Amdal, jadi tidak bisa limbah di buang langsung begitu saja. Sebelum mereka membuang ke saluran air, itu harus diperiksa dulu, mereka harus punya tenaga ahli untuk mengukur parameter air yang dibuang.

Untuk persiapan tambang, pihak manajemen sedang menyusun teknologi pengambilan intan. Ada cara melalui terowongan atau open fit, namum pihaknya belum tahu.

“Mereka juga belum mengajukan RKB di Kementerian, mungkin awal tahun ini, RKB-nya rencana kerja tahunan  dan operasional. Kalau sudah disetujui, bisa jalan sudah tambangnya,” paparnya.

Terkait kemungkinan intan yang ada di area PT Galuh Cempaka, ia mengiakan bahwa masih banyak intan-intan di lahan tersebut.

“Dari deposit data geologinya masih banyak intan di area itu, begitupula emasnya.  Adapun luas tanahnya benar sampai Bati-bati, kalau sampai Pengaron tidak, tetapi cuma hampir Pengaron aja,” jelasnya.

Untuk ke depan, penduduk setempat akan banyak dipekerjakan. “Kita harapkan, dan saya memastikan tidak ada lagi dampak negarif akibat limbah,” tambannya.

“Mereka kan orang Banjar taat masalah lingkungan. Misal dari orang luar, mereka tidak mementingakan lingkungan, yang penting barangnya dapat,” tutup Fakhruddin.(dra/maf)