Fasilitas Terbatas, Nol Pengalaman, Sukses di Ujung Deadline

Catatan Persiapan Simulasi Pertama UNBK di MI Hidayatullah

Pertengahan Oktober 2017 tadi, kami menerima berita dari Kepala Kanwil Kemenag Kalsel yang menetapkan kebijakan untuk seluruh Madrasah se-Kalinatan Selatan wajib mengupayakan melaksanakan UNBK 2018 (Ujian Nasional Berbasis Komputer), baik secara mandiri atau gabungan beberapa Madrasah. Kami pun menyikapi kebijakan tersebut dengan perasaan agak ragu, antara mampu atau tidak, karena di luar rencana yang kami siapkan.Aawalnya kami berencana menyiapkan diri untuk bisa mengikuti UNBK 2019, tapi mau tidak mau kami menyikapi kebijakan itu dengan positif thingking.

Salman dari MI Hidayatullah Martapura

BAGI kami dengan jumlah peserta UNBK,  125 orang untuk MA Hidayatullah dan 141 orang untuk MTs.Hidayatullah (Mdrasah di Keraton dan Peantren di Taman Hudaya), tidak mungkin mengikutkan mereka ke sekolah lain. Sebab salah satu syarat untuk bisa menumpang pada sekolah lain adalah jumlah peserta yang menumpang tidak melebihi dari jumlah peserta sekolah yang ditumpangi. Selain itu alokasi waktu (sesi) masih memungkinkan.

“Dengan kondisi itu, kita sangat sulit untuk bisa gabung dengan sekolah lain, karena jumlah peserta kita di atas rata-rata sekolah lain se- Kecamatan Martapura. Mau tidak mau kita harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk bisa melaksanakan UNBK secara mandiri,” ungkap

Kegiatan pra UNBK 2018 secara nasional sudah mulai berjalan sejak awal tahun pelajaran. Sejak itulah, MA Hiyatullah masuk pada persiapan yang sangat melelahkan dan harap-harap cemas, waktu yang tersisa sedikit.

Rangkaian kegiatan Simulasi Pertama UNBK SMA/MA pun dimulai, 16 sampai 30 Oktober 2017 dengan masa pendataan sekolah peserta. Dalam keadaan minim sarana-prasarana, nol pengalaman dan belum ada pelatihan khusus bagi tim UNBK, MA Hidayatullah bertekad ikut menjadi serta.

Persiapan dimulai dengan rapat internal di MA dan  MTs. Hidayatullah dengan Pimpinan Pesantren Hidayatullah, menyepakati Tim Kerja dan persiapan teknis lainya. Kemudian dilanjutkan dengan rapat di rumah Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam Hidayatullah, Minggu, 29 Oktober 2017, dengan motivasi dari Ketua Yayasan, Pimpinan Umum, Murobbi Taman Hudaya, rapat mengukuhkan tekad dan semangat untuk mensukseskan kebijakan Kepala Kanwil Kemenag Kalsel untuk melaksanakan UNBK 2018.

“Jadwal singkronisasi sever sekolah ke server pusat tanggal 10-11 November 2017. Tanggal 10 kami belum siap, masih berpacu dengan waktu untuk merakit sendiri server yang diperlukan, karena keterbatasan dana untuk membeli server yang siap pakai.

Alhamdulilah hari ke dua tanggal 11 November 2017 server kami ready, kami pun siap-siap untuk melakukan singkronisasi, MA.Hidayatullah mendapat jadwal dari pusat melakukan singkronisasi jam 12 WIB. Namun sampai pada waktu yang ditentukan singkronisasi bermasalah, terhubung dengan server pusat tetapi singkronisasi tidak bisa berjalan, ada kendala teknis, singkronisasi hari ke-dua pun batal, kami pun harap-harap cemas karena jika singkronisasi gagal kami dipastikan tidak bisa ikut simulasi pertama.”

“Syukur kami diberi kesempatan pada hari berikutnya, namun 1 hari penuh kami berkutat dengan ketidakpastian antara bisa dan tidak untuk singkronisasi. “Karena kami nol pengalaman tanpa pelatihan khusus, hanya mengandalkan tutorial yang kami download dari web UNBK dan youtube, serta chating via WA dengan tim helpdesk UNBK Provinsi.  

Sambil menunggu hal itu kami terus mengerjakan persiapan lainnya, menyiapkan (merakit/menginstall), menata komputer cleint (untuk peserta). Kemudian jam 5 sore Minggu 12 Nopember 2017 kami mulai bisa melakukan singkronisasi dengan server pusat.”

Pihaknya merasa senang sambil berharap lancar dan tidak bermasalah, masuk waktu magrib belum juga selesai kamipun mulai was-was, terlihat di monitor server kami singkronisasi stack (terhenti) kurang lebih dua jam pada posisi data 7. Sambil kami berkoordinasi dengan tim helpdesk provinsi untuk bisa menuntaskan sampai data 9.

“Ternyata instalisasi VHD (software utk UNBK) yang kami pasang tidak sempurna 100%, tapi kami tidak menyerah, kami bertekad tanggal 13 November 2017 anak-anak harus bisa mengikuti simulasi pertama ini, meskipun dengan sarana-prasana yang jauh dari ideal dengan rasio komputer/siswa 1 : 6, idealnya 1 : 3 dengan 3 sesi pelaksanaan. Waktu sudah menunjukkan masuk pukul 9 malam, singkonisasi mulai kembali berlanjut. Kami bertiga sebagai tim inti ditambah 2 orang pendukung berbagi tugas dengan satu tekad harus bisa mengikuti simulasi pertama.”

Alhamdulillah kurang lebih jam 11 malam singkronisasi server selesai dan berhasil, kurang lebih jam 1.30 malam semua persiapan kami tuntas, berlanjut paginya sekitar jam 7.30.

“Kami dengan Kepala Madrasah dan Wakamad mengumpulkan peserta simulasi untuk memberikan arahan, jam 7.50 peserta simulasi sesi satu masuk ruangan laboratorium komputer. Sebagian anak terlihat agak tegang, maklum pengalam pertama, hari pertama berjalan tidak semulus seperti yang kami harapkan, ada aja kendala teknis yang kami hadapi. Peserta belum akrab dengan aflikasi, sebagian masih agak bingung untuk login, padahal dua hari sebelumnya sudah kami sosialisasikan.”

Meski agak terlambat mengabil token dari server pusat sebagai kode untuk peserta bisa mengakses soal, semestinya jam 8.00 sudah bisa mulai, ternyata sekitar jam 8.20 baru anak-anak bisa mulai menjawab soal UNBK simulasi. Hari pertama selesai terasa sangat melelahkan, karena pekerjaan yang maraton dengan alokasi waktu persiapan yang begitu mepet. Berbekal pengalaman hari pertama, alhamdulillah hari ke-dua dan ke-tiga dapat diselesaikan dengan perasaan melegakan, terbayar tuntas kelelahan yang kami rasakan.” (*)