Emak-emak Borong Buah Cimpedak, Ternyata Untuk Bikin Mandai

Pedagang buah cimpedak di Kota Banjarmasin, Sabtu, (11/9/2021). (foto: leon)
Pedagang buah cimpedak di Kota Banjarmasin, Sabtu, (11/9/2021). (foto: leon)

Bukan urang (orang) Banjar bila tidak kepengen mandai (kulit cimpedak yang diolah menjadi makanan gurih). Karena makanan yang terbuat dari kulit cimpedak (tiwadak, red Bahasa Banjar) ini merupakan salah satu makanan primadona sejak zaman nenek moyang suku Banjar.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Sabtu sore, (11/9/2021) pukul 16.00 WITA, kawasan Jalan KS Tubun Pekauman wilayah Banjarmasin Selatan, terlihat emak-emak sedang berkerumun di pinggir jalan.

Penasaran dan ingin melihat apa yang sedang dilakukan kaum hawa ini, ternyata emak-emak ini sedang asik membeli cimpedak, tawar-menawar harga, juga ada yang melakukan aksi borong.

Nurhasanah, warga sekitar saat ditanya mengapa dirinya membeli cimpedak cukup banyak, ia bilang sangat suka dengan kulitnya yang dibuat lauk makan dikenal dengan sebutan mandai.

“Sangat suka mandai mas, kebetulan harganya murah, makanya kita borong, ntar buat stok mandai di rumah hahahaha,” gelaknya.

Begitu pula dengan perempuan berkerudung hitam menggunakan sweter yang mengaku bertempat tinggal di Jalan Laksana Intan. Dia mengungkapkan, selain buahnya dibikin gorengan, kulit cimpeak enak dibikin sayur.

“Enak kalau dioseng pedas-, pokoknya mandai mamacah liur,”  ucapnya sembari tertawa.

Dua komentar ini mewakili pendapat para kaum perempuan lainnya yang sedang asik tawar-menawar harga cimpedak, mereka berpendapat sama, hampir 90% suka membeli cimpedak karena ingin menikmati mandai.

Pedagang buah musiman ini, Lani mengatakan, cimpedak ia jual berasal dari Pontianak Kalimantan Barat. Membawa menuju Banjarmasin dengan menggunakan truk kayu.

Emak-emak melakukan aksi borong buah cimpedak di Kota Banjarmasin. (foto: leon)
Emak-emak melakukan aksi borong buah cimpedak di Kota Banjarmasin. (foto: leon)

“Satu truk cimpedak yang dibawa berkisar 5 sampai 6 ton, kadang membeli dari sana 6 ton, sampai di Banjarmasin susut menjadi 5 ton,” ujarnya.

Dalam 5 ton cimpedak sambungnya, bisa habis kurang dari satu Minggu. Kebanyakan yang membeli untuk dijual kembali.

“Dari seratus persen, lima puluh persen dibeli untuk makan sendiri, sisanya orang beli untuk dijual lagi, kalau untuk dijual kita kasih harga lebih murah dari harga eceran,” terangnya.

“Harga eceran satu kilogram Rp10 ribu, ada yang Rp5 ribu, kalau harga untuk dijual lagi, yang Rp10 tibu kami turunkan menjadi Rp7.500, kasihan orang juga mau usaha,” imbuhnya.

Adapun pendapatan dalam satu hari, Lani menyebut mencapai hampir Rp15 juta.

“Alhamdulillah kami tidak terkena dampak PPKM,  lancar terus, hahaha,”  katanya.

Sekilas Mengenai Mandai

Berbahan dasar dari kuit cimpedak (tiwadak, red bahasa Banjar), mandai di konsumsi sebagai alternatif lauk utama makanan pokok orang Banjar, bisa juga sebagai sayur.

Namun, apa jadinya jika mandai dipadukan dengan sambal pedas olahan tangan? pasti legit dan menggigit bukan? Mandai nikmat pedasnya mantap, karena mandai bagi orang Banjar kerap dinikmati sebagai lauk atau sayur.

Rasa asam mandai dipadu dengan pedasnya cabe rawit akan menjadi lebih nikmat sebagai teman makan nasi.

Kombinasi rasa pedas, manis, dan asin akan membuat sulit si penikmat berhenti mengunyah kelezatannya.(yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *