Ekonomi warga adalah satu hal penting yang harus diperhatikan pemerintah. Dengan ekonomi yang bagus, maka kesejahteraan warga terpenuhi. Namun, bagaimana kalau ekonomi warga sudah meningkat, tetapi masih ingin bantuan?
BANJARBARU, koranbanjar.net – Keadaan itu sering terjadi di Kelurahan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kelurahan Cempaka, Gusty Asdy Faisal S.E, Kamis (17/12/21) kepada koranbanjar.net, ekonomi masyarakat di Kelurahan Cempaka rata-rata sudah normal, tidak berada di bawah garis kemiskinan.
Meskipun masih ada sedikit warga yang tidak mampu, itu hanya untuk warga yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan atau lansia yang hanya bisa mengharapkan bantuan dari pemerintah.
“Dari 40 RT di Kelurahan Cempaka bisa dibilang ekonomi warga di sini rata-rata sudah normal, tetapi masih ada sedikit yang kurang mampu. Oleh karena itu, untuk angka pasti garis kemiskinan dan perbandingan tidak bisa ditentukan. Karena, melihat dari warga yang masih mempunyai pekerjaan dan mempunyai penghasilan, itu tidak bisa dikatakan warga miskin, ” tuturnya.
Untuk di Kelurahan Cempaka, mayoritas pekerjaan kepala keluarga adalah mendulang emas. Sedangkan, untuk ibu-ibu setiap harinya membuat dan berjualan kue. Dengan pendapatan itu, warga disana masih mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Bahkan, jarang yang putus sekolah.
Lucunya, dengan ekonomi warga yang rata-rata normal ini. Masih banyak warga yang ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah, tetapi tidak mau disebut warga tidak mampu.
“Oleh karena itu, kalau ada program bantuan dari Pemko atau dari Kementerian, kami Kelurahan Cempaka selalu berusaha optimal untuk menjangkau dan memberikan bantuan kepada warga yang benar-benar tidak mampu. Sebelum memberikan bantuan, kami bekerjasama dengan RT selalu melakukan pendataan ulang dan terjun langsung melihat keadaan masyarakat untuk meminimalisir bantuan yang tidak merata di masyarakat. Karena banyak warga yang ekonomi normal, tetapi masih mendaftar agar mendapatkan bantuan, ” tambahnya.
Kesulitan lain adalah mendeteksi warga yang kurang mampu di komplek perumahan, karena biasanya di komplek perumahan itu terlihat sudah mampu semua.
Sedangkan untuk bantuan yang diberikan pemerintah pun beragam, salah satunya Program Keluarga Harapan (PKH) yang setiap bulan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat, serta disebutkan akhir-akhir ini ada bantuan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berupa uang tunai kepada masyarakat yang kurang mampu.
Harapannya ke depan agar warga di sana lebih jujur masalah ekonomi, agar pendataan dan pendistribusian bantuan merata.(magang01/sir)